Perangkat Lunak Prakiraan Cuaca Mungkin Dapat Selamatkan Nyawa

Peneliti mengembangkan sensor cuaca yang bisa meramalkan apakah badai akan melemah atau menguat di suatu daerah (foto: ilustrasi).

Pada masa perubahan iklim yang ekstrem sekarang ini, memprakirakan cuaca tidak lagi sekedar masalah menganjurkan agar orang membawa payung, tetapi mungkin dapat menyelamatkan nyawa.

Dan beberapa cara terbaik untuk memprakirakan apa yang sedang terjadi di luar dipamerkan minggu ini di Amsterdam. Perangkat lunak ini menggabungkan semua jenis data cuaca untuk menghasilkan apa yang mereka sebut “Intelijen Cuaca Kritis.”

“Jadi, pembuat keputusan tidak harus mempelajari suhu permukaan laut dan tingkat debu Sahara serta sekumpulan berbagai data lain. Kami menyajikannya dalam sistem yang sangat sederhana: hijau berarti badai akan melemah, kuning berarti badai akan tetap sama dan merah berarti badai akan menghebat," kata Bob Baron.

Tetapi sensor cuaca hanya berfungsi jika mampu menahan hantaman cuaca yang dipantaunya. Di situlah sensor cuaca FT-7 berperan

"Jadi, keunggulan sensor angin FT adalah karena sangat kokoh sehingga dapat bertahan di lingkungan yang keras dan pakar cuaca dan meteorologi bisa memiliki data tidak hanya sebelum badai besar berlangsung, tetapi selama badai itu berlangsung," ujar Fred Squire.

Pesawat nirawak atau drone juga berperan dalam pemrakiraan cuaca. Pesawat nirawak Meteo bisa mencapai ketinggian 2,5 kilometer.

"Analogi ini sangat mirip dengan balon cuaca. Kami mengambil pengukuran langsung di lokasi, varian prognostik seperti suhu, kecepatan angin, arah angin, tekanan udara dan kelembaban dan menggunakannya untuk membuat prakiraan jangka pendek, dan memperbaiki secara signifikan prakiraan kabut dan badai petir," kata Martin Fengler.

Tetapi tergantung pada harinya, semua teknologi ini mungkin paling berharga jika mengingatkan kita agar membawa payung sewaktu berangkat kerja. [ps/ds]