Menjelang tahun 2030, jumlah manusia lanjut usia di Asia diperkirakan akan bertambah 200 juta orang, atau naik 70 persen, dibandingkan 31 persen di Eropa dan 55 persen di wilayah Amerika utara.
Itu juga berarti naiknya biaya perawatan, yang akan memberati anggaran belanja negara. Asia Pacific Risk Center (APRC) memperkirakan biaya akumulatif bagi perawatan manula di Asia dalam 15 tahun ke depan akan mencapai US$20 triliun.
Mika Marumoto, direktur eksekutif Forum Parlementer Asia mengenai Populasi dan Pembangunan, mengatakan pemerintah banyak negara harus lebih tanggap dalam menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk menghadapi perubahan demografi ini.
“Tiap pemerintah harus mempelajari kecepatan penuaan dan jumlah warganya yang menua, supaya bisa memperkirakan bagaimana membantu mereka dengan cara yang sebaik-baiknya,” kata Marumoto kepada VOA.
Asia Pacific Risk Center di Singapura mengatakan biaya perawatan kesehatan bisa mengancam pertumbuhan di negara-negara yang merupakan mesin pertumbuhan ekonomi dunia.
“Jaminan kesehatan bagi manula bisa menjadi risiko kesehatan finansial yang besar di seluruh Asia,” katanya.
Keizo Takemi, ketua komisi tentang kesehatan global di Jepang mengatakan, di Korea, Taiwan, China, Thailand dan Srilanka, jumlah manula bertambah dengan pesat sejak tahun 2000. Ia juga melihat tren yang sama di Vietnam, Indonesia, Myanmar, Kazakhstan dan Iran. Sementara itu di Jepang, persentase manula saat ini telah mencapai 32 persen, atau 41 persen dari jumlah penduduk. [isa/sp]