Perdagangan China dengan Korut Merosot Sementara Sanksi Diperketat

Seorang pria membaca berita tentang dialog bersyarat Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membuka dialog dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, di kantor bursa saham di Beijing, 8 Januari 2018. (Foto: dok). Perdagangan antara China dan Korea Utara turun 50 persen pada bulan Desember.

Perdagangan China dengan Korea Utara merosot 50 persen pada Desember lalu karena diperketatnya sanksi-sanksi PBB terkait pembuatan nuklir dan rudal Pyongyang, demikian menurut laporan pemerintah China.

China memasok hampir semua kebutuhan energi dan perdagangan Korea Utara. Beijing telah memberlakukan pembatasan terhadap penjualan minyak dan memangkas tajam penghasilan devisa Korea Utara dengan memerintahkan bisnis Korea Utara di China agar ditutup, memulangkan para pekerja migran dan melarang pembelian batu bara, tekstil, bahan makanan laut China dan berbagai ekspor lainnya.

Impor dari Korea Utara menyusut 81,6 persen menjadi 54 juta dolar pada bulan Desember, sementara ekspor ke negara miskin yang terkucil itu turun 23,4 persen menjadi 260 juta dolar, kata seorang juru bicara dari badan pabean China, Huang Songping.

Truk melintasi jembatan persahabatan yang menghubungkan China dan Korea Utara di kota perbatasan Dandong, China, di sisi berlawanan dari kota Sinuiju, Korea Utara, 4 September 2017. (Foto: dok).

Dewan Keamanan PBB terus memperketat pembatasan perdagangan, sementara pemerintah Kim Jong-un menantang tekanan asing dengan melanjutkan pembuatan rudal dan nuklirnya.

Beijing telah lama menjadi pelindung diplomatik Pyongyang tetapi telah mendukung sanksi-sanksi PBB karena frustrasi oleh apa yang disebut para pemimpin China sebagai perilaku negara tetangga mereka yang kian ceroboh.[uh]