Perdana Menteri Inggris Boris Johnson membantah telah mendapat peringatan bahwa pesta di Downing Street yang diadakan selama pemberlakuan kebijakan lockdown akibat perebakan virus corona pada Mei 2020 telah melanggar aturan.
Johnson mengulangi permintaan maafnya atas “kesalahan yang saya buat,” tetapi menambahkan ia mengira pesta itu adalah acara kerja dan tidak ada yang mengatakan kepadanya bahwa hal itu melanggar aturan.
Ia juga membantah telah melihat email undangan ke acara itu hingga media melaporkan tentang hal tersebut.
BACA JUGA: Boris Johnson Berjuang Selamatkan Posisinya dari Skandal PestaMantan ajudan utamanya, Dominic Cummings, yang sekarang menjadi pengecam sengit Johnson, pada Senin (17/1) menuduh perdana menteri telah mendapatkan peringatan bahwa partainya telah melanggar aturan, dan berbohong pada parlemen karena menyangkal hal itu.
Johnson mendesak orang-orang untuk menunggu laporan penyelidikan bahwa ia dan stafnya menghadiri pesta-pesta yang melanggar kebijakan lockdown di properti pemerintah.
Laporan yang dipersiapkan Sue Gray, seorang Pegawai Negeri Sipil senior, akan jatuh tempo pada akhir bulan. Gray sedang menyelidiki hampir selusin pertemuan yang diduga diadakan antara bulan Mei 2020 hingga April 2021, yang sebagian besar berlangsung di kantor yang sekaligus menjadi kediaman perdana menteri di Downing Street.
Pesta-pesta itu terjadi ketika warga Inggris dilarang bersosialisasi atau mengunjungi kerabat yang sakit di rumah sakit. Termasuk dalam pertemuan tersebut adalah satu pesta yang dilangsungkan pada malam pemakaman Pangeran Philip.
Johnson pada Selasa (18/1) mengatakan ia “sangat dan sangat menyesal” atas apa yang terjadi dan kembali menyampaikan permintaan maaf kepada Ratu Elizabeth II dan negara atas kesalahan penilaian yang dibuatnya. Ia menggarisbawahi bahwa ia akan “bertanggung jawab penuh.”
Tuduhan itu menimbulkan kemarahan publik, ketidakpercayaan dan ejekan, dan mendorong sebagian anggota Partai Konservatif menyerukan agar Johnson mundur dari jabatannya.
Konstituen Johnson Kecewa
Dalam perkembangan lain, warga di wilayah konstituen Johnson menyampaikan keprihatinan atas tuduhan berulang bahwa pejabat tinggi pemerintah melangsungkan pesta yang melanggar kebijakan pembatasan sosial terkait virus corona.
BACA JUGA: Peraturan Masker Diperketat di Eropa di Tengah Gelombang COVID-19“Semua orang mematuhi aturan yang justru dilanggarnya sendiri. Jadi seakan ada satu aturan untuknya dan satu aturan untuk semua orang lain,” ujar seorang warga di daerah pemilihan Johnson di Uxbridge.
Warga lainnya mengatakan jika penyelidikan yang sedang dilangsungkan pemerintah mendapati bahwa Johnson melakukan tindakan ilegal maka ia harus mengundurkan diri.
“Ia harus bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya. Anda tidak dapat membuat aturan dan kemudian melakukan apa yang Anda suka,” ujar seorang warga lainya. [em/jm]