Keberhasilan China mendaratkan pesawat tak berawak di Bulan 14 Desember 2013 lalu, memunculkan perdebatan kemungkinan ekploitasi sumber daya alam di bulan dan siapa yang mengaturnya.
LONDON —
Pendaratan misi tak berawak China "Chang'e 3" tanggal 14 Desember 2013 di Bulan, merupakan pendaratan lunak pertama di Bulan selama 37 tahun terakhir. Pesawat antariksa itu membawa kendaraan penjelajah yang dinamakan 'Jade Rabbit' untuk melakukan survei geologi di sana.
Ilmuwan yang memprakarsai misi ini, seperti Jia Yang bersemangat menghadapi tantangan yang dihadapi.
Ia mengatakan, "Jade Rabbit sekarang mengarah ke barat, di mana terletak bebatuan menyerupai piramid sekitar 30 meter dari situ. Batu itu tampak khas karena memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan batu-batu lainnya."
Sebelum misi, ilmuwan China menggambarkan bulan sebagai sumber yang berpotensi mengandung bahan mineral.
Namun sekarang, tidak ada pihak yang dapat mengklaim bulan, kata Ian Crawford, Profesor dari Planetary Science pada Birkbeck College University of London.
"Status hukum bulan ditetapkan melalui perjanjian antariksa "Outer Space Treaty 1967", Artikel 2, yang secara khusus melarang negara manapun menguasai bulan," katanya.
Pada 1967, perjanjian itu mengantisipasi bahwa hanya sebuah negara, yang punya kemampuan melaksanakan misi seperti ini. Profesor Crawford mengatakan sudah waktunya Perjanjian itu diperbarui.
Crawford menambahkan, "Dalam beberapa dasawarsa ke depan, eksploitasi ekonomi terhadap bulan akan dimungkinkan secara teknis. Bahkan bila tidak ada mineral yang dapat diperoleh, industri turisme antariksa sedang mengumpulkan momentum, sehingga dapat dibayangkan kegiatan pengangkutan manusia ke bulan sebagai penumpang yang membayar. Hal seperti ini tidak dicakup dalam Perjanjian 1967."
Pendaratan bulan China ini memicu perdebatan terhadap kemungkinan eksploitasi bulan di masa depan. Namun para ilmuwan sepakat bahwa misi ini menandakan dimulainya babak baru yang menggembirakan dalam eksplorasi antariksa.
Ilmuwan yang memprakarsai misi ini, seperti Jia Yang bersemangat menghadapi tantangan yang dihadapi.
Ia mengatakan, "Jade Rabbit sekarang mengarah ke barat, di mana terletak bebatuan menyerupai piramid sekitar 30 meter dari situ. Batu itu tampak khas karena memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan batu-batu lainnya."
Sebelum misi, ilmuwan China menggambarkan bulan sebagai sumber yang berpotensi mengandung bahan mineral.
Namun sekarang, tidak ada pihak yang dapat mengklaim bulan, kata Ian Crawford, Profesor dari Planetary Science pada Birkbeck College University of London.
"Status hukum bulan ditetapkan melalui perjanjian antariksa "Outer Space Treaty 1967", Artikel 2, yang secara khusus melarang negara manapun menguasai bulan," katanya.
Pada 1967, perjanjian itu mengantisipasi bahwa hanya sebuah negara, yang punya kemampuan melaksanakan misi seperti ini. Profesor Crawford mengatakan sudah waktunya Perjanjian itu diperbarui.
Crawford menambahkan, "Dalam beberapa dasawarsa ke depan, eksploitasi ekonomi terhadap bulan akan dimungkinkan secara teknis. Bahkan bila tidak ada mineral yang dapat diperoleh, industri turisme antariksa sedang mengumpulkan momentum, sehingga dapat dibayangkan kegiatan pengangkutan manusia ke bulan sebagai penumpang yang membayar. Hal seperti ini tidak dicakup dalam Perjanjian 1967."
Pendaratan bulan China ini memicu perdebatan terhadap kemungkinan eksploitasi bulan di masa depan. Namun para ilmuwan sepakat bahwa misi ini menandakan dimulainya babak baru yang menggembirakan dalam eksplorasi antariksa.