Anggota Majelis Nasional Venezuela, Selasa (21/8) memperdebatkan langkah-langkah ekonomi baru yang diberlakukan oleh pemerintah Presiden Nicolas Maduro, termasuk pengenalan mata uang baru.
Perpecahan tampak jelas ketika perdebatan terjadi dengan anggota majelis saling berteriak kepada anggota lainnya menekankan meningkatnya perpecahan di lembaga itu.
Pemimpin oposisi yang berpidato kepada majelis mempertanyakan rencana ekonomi baru Presiden Nicolas Maduro.
"Masalah pemerintah adalah tidak memiliki dolar dan ini adalah tragedi bagi negara seperti ini yang mengimpor tujuh puluh persen dari semua kebutuhan yang dikonsumsinya," kata Allup.
Para politisi oposisi menyerukan mogok kerja dan demonstrasi pada hari Selasa (21/8) di Venezuela, akibat ketegangan dan kegusaran yang disebabkan oleh rencana ekonomi baru itu.
Meskipun ada seruan itu itu, jalan-jalan tampak tenang, sementara bisnis di Caracas perlahan-lahan dibuka kembali setelah libur sehari sebelumnya, untuk memungkinkan terselenggaranya konversi ke mata uang baru.
Partai sosialis Maduro, Selasa (21/8) menyerukan unjuk rasa partainya untuk mendukung presiden yang menghadapi kesulitan itu dan menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak yang gagal pada awal Agustus lalu. [my]