Lapangan National Mall di Washington, D.C., bisa menjadi lautan merah muda sehari setelah Donald Trump dilantik sebagai presiden AS jika visi dua perempuan Los Angeles terlaksana.
Selama dua bulan, Krista Suh dan Jayna Zweiman telah menyerukan orang-orang di seluruh dunia untuk merajut 1,17 juta "pussyhat" atau topi berbentuk kepala kucing. "Pussy" adalah istilah bahasa Inggris untuk kucing, tapi dalam konteks gerakan perempuan kali ini, "pussy" merujuk pada kata tidak senonoh yang digunakan Donald Trump dalam sebuah rekaman audio pada tahun 2005, yang menjadi skandal pelecehan seksual selama kampanyenya sebagai calon presiden Amerika.
Nama topi itu sebagian diinspirasikan dari pernyataan Trump dalam video tahun 2005 yang menjadi sorotan pada kampanyenya, dimana ia membahas perempuan dan mengatakan: "Cengkeram vaginanya. Kamu bisa melakukan apa saja."
Proyek itu bertujuan untuk "menciptakan lautan topi merah muda yang akan menjadi pernyataan visual kolektif yang kuat," ujar Zweiman.
Hal itu juga berarti melibatkan "orang-orang di seluruh negara dan dunia yang ingin menjadi bagian demonstrasi itu tapi tidak bisa hadir secara fisik dan ingin mendukung para pemrotes," ujarnya.
Perempuan-perempuan itu telah meminta para tenaga sukarela di seluruh dunia untuk menjahit, menyulam atau merajut topi merah muda itu dengan pola sederhana yang tersedia di laman proyek itu. Mereka mengatakan merajut topi itu lebih mudah dibandingkan merajut syal, yang biasanya dilakukan perajut pemula.
Para demonstran dapat mendapatkan topi dengan menghubungi seorang pembuat lewat sistem distribusi daring, melalui media sosial atau lokasi-lokasi di Washington.
"Jadi ini sistem distribusi yang sangat menyentuh akar rumput dan tujuan kami adalah untuk membagikan topi kepada semua demonstran yang menginginkannya," ujar Zweiman.
Para penyelenggara mengatakan protes itu dapat menarik sekitar 200.000 orang, tapi Suh dan Zweiman memutuskan untuk menetapkan angka 1,17 juta orang yang dapat terakomodasi lapangan itu. [hd]