Puluhan ribu buruh dari wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi melakukan aksi unjuk rasa dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional/ yang jatuh pada tanggal 1 Mei.
Massa buruh yang tergabung dari berbagai organisasi serikat pekerja, seperti Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), berjalan kaki dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Merdeka Jakarta.
“Hari ini juga di seluruh Indonesia serempak di 30 provinsi, 250 kabupaten kota, hampir satu juta buruh terlibat dalam aksi May Day ini. Tuntutan yang diminta oleh kaum buruh pada hari ini adalah melawan kebijakan upah murah, menolak kenaikan upah tiap lima tahun sekali, naikan upah minimum 2016 sebesar 32 persen, dan meminta kebutuhan hidup layak atau KHL 84 item," ujar Said Ikbal, presiden KSPI.
Massa buruh juga meminta pemerintah untuk memberlakukan jaminan pensiun bagi buruh dan menghapus sistem kerja outsourcing.
Dalam aksi ini, massa buruh berjalan kaki sambil membawa poster dan meneriakan tuntutan mereka.
“Saya sebagai buruh, saya harus berpartisipasi.. mau nggak mau saya harus ikut memperjuangkan nasib saya. Saya harus ikut, karena kalau nggak ikut berarti saya sekedar menitip nasib sama serikat pekerja aja. Saya nggak mau begitu," ujar Joko Hartono, buruh asal Jakarta.
Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka yang turut serta dalam aksi ini menilai pemerintah Indonesia yang baru belum berpihak pada kaum buruh.
“Ini pemerintahan baru beberapa bulan tapi bukan berarti kita akan tinggal diam. Kita akan mendorong janji-janji kampanye itu untuk terus diwujudkan, termasuk persoalan undang-undang perburuhan yang harus diperbaiki," ujarnya.
Di depan istana massa buruh berkumpul dan mendengarkan orasi dari pimpinan serikat pekerja. Aksi ini kemudian dilanjutkan dengan shalat Jumat bersama di halaman Monas.