Ribuan warga kota Solo, Jawa tengah menggelar aksi turun ke jalan. Mereka berkampanye makanan sehat dalam tampilan tradisi budaya memperingati hari pangan sedunia, 16 Oktober. Berbagai bahan pangan lokal diarak dan dibagikan dalam gerebeg pangan sehat kepada ribuan warga.
“Kalau kita mengkonsumsi bahan pangan organik dan gaya hidup sehat, tubuh kita kan jadi sehat..bisa menolak berbagai penyakit yang seringkali dianggap penyakit serius..,” demikian seruan dalam aksi orasi berjalan.
Dua gunungan berbentuk kerucut raksasa setinggi hampir 3 meter diarak seribu warga kota Solo hari Minggu pagi. Gunungan tersebut berisi berbagai bahan pangan antara lain padi, jagung, umbi-umbian, buah-buahan, sayur-sayuran, maupun jajanan penganan tradisional.
Gunungan bahan pangan tersebut diarak sepanjang 4 kilometer di jalan Slamet Riyadi yang dijadikan sebagi lokasi 'bebas lalu lintas'. Sambil mengusung gunungan raksasa tersebut, para warga membentangkan berbagai poster, membagikan selebaran, dan berorasi kampanye ajakan mengkonsumsi makanan sehat.
Juru bicara aksi tersebut, Rohanah, mengatakan Aksi ribuan warga tersebut sebagai bentuk penyadaran pada masyarakat akan pentingnya makanan sehat. Selama ini, tegas Rohanah, masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengandung zat pengawet, pewarna tekstil, dan zat berbahaya lainnya.
“Banyak sekali makanan yang selama ini kita konsumsi terindikasi tidak sehat, entah itu yang sudah matang maupun masih mentah. Indikasi makanan tak sehat itu antara lain adanya kandungan zat pewarna tekstil, zat pengawet boraks, formalin, ataupun adanya zat pestisida. Makanya, kami dalam rangka hari pangan sedunia ini, mengadakan aksi berupa gerebeg pangan sehat, kita utamakan bahan pangan local..dalam aksi ini kita sosialisasi, edukasi, dan promosi pada masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan sehat, jadi ada kepedulian,” kata Rohanah.
Lebih lanjut Rohanah juga mengungkapkan aksi ini untuk mengingatkan masyarakat akan potensi bahan pangan lokal non-beras yang selama ini dilupakan dan lebih memilih bahan pangan impor.
Aksi kampanye makanan sehat tersebut melibatkan berbagai komunitas di kota Solo antara lain petani, pedagang pasar tradisional, lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa dan akademisi perguruan tinggi, dan sebagainya.
Sementara itu, Lembaga Swadaya Masyarakat yang concern pada bahan pangan organic. Veco Indonesia perwakilan kota Solo yang ikut dalam gerebeg pangan sehat tersebut, Hastanti Pancarini mengatakan aksi ini juga sebagai bentuk perlawanan masyarakat akan masuknya bahan pangan impor.
“Yang kita utamakan dalam aksi ini adalah pesan bagaimana industri pangan dan pemerintah menyadari bagaimana mengolah dan memproduksi bahan pangan yang sehat. Sementara di tingkat masyarakat, kita meng-edukasi bagaimana memilih dan memilah bahan pangan yang sehat dan yang tak sehat,” demikian penjelasan Hastanti.