Seorang perokok yang juga hidup dengan HIV dan secara konsisten mengkonsumsi obat-obatan antiretroviral, jauh lebih mungkin meninggal karena kanker paru-paru daripada AIDS, menurut sebuah kajian di Amerika Serikat seperti dilaporkan kantor berita Reuters (18/9).
Para peneliti memperkirakan sekitar 60.000 dari 644.200 orang dewasa berusia 20 sampai 64 saat ini dalam perawatan HIV di Amerika Serikat, akan meninggal karena kanker paru-paru pada usia 80 tahun jika kebiasaan merokok saat ini tidak berubah.
"Hari ini, pembunuh nomor satu pengidap HIV yang sedang diobati di Amerika Serikat bukanlah virus, tapi merokok," kata Dr. Krishna Reddy, penulis utama dari kajian tersebut, dari Massachusetts General Hospital dan Harvard Medical School di Boston.
"Penggunaan obat antiviral secara luas kini memungkinkan pengidap HIV hidup lebih lama, namun mereka saat ini sekarat karena kanker dengan tingkat yang sering kali lebih tinggi daripada populasi umum," kata Reddy melalui email. "Kanker paru-paru adalah penyebab utama kanker ini."
Lebih dari 40 persen pengidap HIV di Amerika serikat adalah perokok, lebih dari dua kali lipat prevalensi pada populasi umum, meurut para peneliti dalam JAMA Internal Medicine,
Untuk penelitian ini, peneliti memperkirakan kemungkinan kematian akibat kanker paru-paru berdasarkan pada apakah orang yang mulai pengobatan HIV pada usia 40 tahun adalah perokok saat ini, dan jika demikian, apakah mereka berhenti atau tidak.
Secara keseluruhan, mereka menemukan, orang dengan HIV yang terus merokok memiliki kecenderungan 6 sampai 13 kali meninggal karena kanker paru-paru daripada penyebab AIDS pada umumnya.
Di antara pria yang merokok dan terus melakukannya, peneliti memperkirakan bahwa 29 persen perokok berat akan meninggal karena kanker paru-paru pada usia 80 tahun, perokok sedang 23 persen dan perokok ringan 19 persen.
Bagi wanita yang merokok dan terus melakukannya, periset memperkirakan bahwa 29 persen perokok berat akan meninggal karena kanker paru-paru pada usia 80 tahun, perokok sedang 21 persen dan perokok ringan 17 persen.
Pria dan wanita pengidap HIV yang berhenti merokok akan merasakan turunnya risiko kematian akibat kanker paru-paru secara dramatis.
Pengidap HIV memungkinkan memiliki peluang bertahan lebih buruk dengan kanker paru-paru, karena mereka didiagnosis lebih mudah terkena tumor atau karena sistem kekebalan tubuh mereka kurang mampu menoleransi pengobatan kanker, kata Dr. Ronald Mitsuyasu dari David Geffen School of Medicine di University of California, Los Angeles.
Mitsuyasu, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan melalui email, "Ini mungkin juga sebagian atau terutama untuk penggunaan tembakau yang lebih tinggi, dan harus sangat didukung untuk berhenti merokok.”
Dengan pengobatan yang efektif, orang yang hidup dengan HIV memiliki harapan hidup yang sama untuk orang-orang yang tidak terinfeksi virus, kata Dr. Anthony Olszanski dari Fox Chase Cancer Center di Philadelphia.
Olszanski, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan melalui email, "Orang yang terinfeksi HIV telah mengambil alih nasib mereka dengan mematuhi obat antiretroviral mereka."
"Penting bagi mereka untuk bertanggung jawab atas risiko kesehatan lainnya," Olszanski menambahkan. "Berhenti merokok cenderung menurunkan secara drastis risiko terkena kanker paru-paru dan juga penyakit terkait rokok lainnya." [aa/fw]