Perpecahan di Lingkungan Gereja Warnai Kunjungan Paus ke AS

  • Jerome Socolovsky

Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan ke tiga kota di Amerika Serikat pekan depan (foto: dok).

Dalam kunjungannya minggu depan ke Amerika, Paus Fransiskus akan menemukan perpecahan yang mendalam di lingkungan internal gereja Katolik tentang pesan-pesan utama yang disampaikan Paus dalam masa jabatannya.

Berbagai komentar Paus Fransiskus tentang perubahan iklim, kesenjangan ekonomi dan imigrasi telah menggairahkan debat politik di Amerika. Tetapi, dalam kunjungannya minggu depan ke Amerika, ia juga akan menemukan perpecahan yang mendalam di dalam gereja Katolik tentang pesan utama dalam masa jabatannya.

Philadelphia, yang menyebut dirinya Kota Kasih Sayang, sedang bersiap menyambut kunjungan Paus Fransiskus yang banyak berkotbah tentang kasih sayang dan toleransi.

Tetapi bukan kesan pesan itu yang dirasakan Susanne Cassidy, ibu dua anak laki-laki yang gay, ketika berjumpa Uskup agung Philadelphia.

“Ada kesan seakan kalau kita tidak meyakini semua ajaran gereja, kita sebaiknya tidak menganggap diri sebagai umat Katolik,” keluh Susanne.

Susanne Cassidy berpendapat bahwa pandangan gereja tentang homoseksualitas salah.

Faktanya, banyak jajak pendapat menunjukkan mayoritas penganut Katolik di Amerika sependapat dengan Cassidy. Juga dalam isu aborsi dan kontrasepsi, banyak umat berbeda pandangan dengan doktrin gereja. Tapi banyak warga Katolik AS merasa Paus Fransiskus berpihak kepada mereka.

“Saya tahu bahwa Paus tidak akan mengganti ajaran gereja — setidaknya untuk saat ini — tetapi banyak seruannya agar kita lebih mengasihi dan menggunakan bahasa yang patut, sangatlah penting,” tuturnya.

Uskup Agung Philadelphia, Charles Chaput, dianggap sebagai anti-Paus Fransiskus karena menyetujui pemecatan seorang guru perempuan di sekolah Katolik yang menikah dengan perempuan.

Bulan lalu, Chaput berpidato di sebuah konferensi wartawan keagamaan tentang kunjungan paus, tapi ia menolak diwawancara untuk artikel ini.

Namun, Kardinal Joseph Kurtz, pemimpin konferensi uskup-uskup Amerika, mengatakan banyak orang mendapat kesan yang salah tentang Paus Fransiskus.

“Kadangkala media memberitakan pernyataan Paus Fransiskus seakan-akan ada perubahan dalam doktrin gereja. Paus menegaskan dengan jelas bahwa ia sedang mencari cara-cara baru bagi gereja untuk mendampingi umat,” ujar Kurtz.

Seabad lalu, arus imigran Katolik membanjiri kota Philadelphia. Tetapi bahkan umat yang taat seperti Susanne Cassidy meragukan hirarki gereja setelah sejumlah pendeta diadili dalam kasus pelecehan seksual.

“Lama kita selalu meyakini gereja, dan kini tiba-tiba sulit untuk mempercayai apapun yang dibuat gereja. Setidaknya untuk saya pribadi, sulit mempercayai apapun yang mereka katakan, karena mereka menutup-nutupi banyak hal,” ungkap Susanne.

Philadelphia telah lama menjadi benteng ajaran Katolik di Amerika dan gereja Katolik masih berusaha pulih dari skandal dan pengelolaan yang buruk selama bertahun-tahun. Paus Fransiskus akan melihat sendiri berbagai tantangan yang dihadapi gereja di kota "Kasih Sayang" ini.