Pertempuran antara pasukan pemerintah Yaman dan para anggota suku penentang pemerintah meluas hari Kamis, yang telah menjatuhkan korban jiwa hampir 100 orang dalam perang 4-hari itu dan mengancam akan menjerumuskan negara itu ke dalam perang saudara.
Pertempuran yang dipimpin oleh suku Hashid Yaman – yang terbesar dan terkuat di negara itu – adalah ancaman yang paling gawat terhadap kekuasaan Presiden Ali Abdullah Saleh setelah 3 bulan demonstrasi oleh oposisi.
Kementerian pertahanan Yaman hari Kamis mengumumkan perintah penangkapan Sheikh Sadiq al-Ahmar yang memimpin suku itu. Al-Ahmar tidak menghiraukan surat penangkapan itu, dengan memperingatkan Saleh bahwa ia mempunyai pilihan untuk meletakkan jabatan, kalau tidak, akan dianggap bertanggung jawab atas terjerumusnya Yaman ke dalam perang saudara.
Al-Ahmar mengatakan tidak ada kemungkinan penengahan dengan Saleh dan menyerukan kepada negara-negara kawasan itu dan global untuk memaksanya turun.
Lasykar suku yang baru yang setia kepada Sheikh Abdul Majid al-Zindani – yang bersekutu dengan keluarga Al-Ahmar dan menghadapi sanksi Amerika sebagai sumber dana teroris – juga telah bertempur melawan pasukan pro-pemerintah.
Saleh tidak mau melepaskan kekuasaan setelah hampir 33 tahun menjalankan kekuasaan otoriter.
Menteri Luar negeri Amerika Hillary Clinton mendesak semua pihak di Yaman agar segera menghentikan kekerasan. Berbicara di Paris hari Kamis, dia mengatakan Washington terus mendukung Yaman yang bersatu dan stabil dan peletakan jabatan Presiden Saleh. Seorang jurubicara kementerian luar negeri Perancis mengatakan Paris menyalahkan penolakan Saleh untuk menanda-tangani persetujuan transisi sebagai penyebab pertumpahan darah terbaru.