Pertempuran Baru di Kachin Soroti Kekhawatiran Perang Saudara di Myanmar

Pejuang Kemerdekaan Kachin berjalan dari garis depan Mu Du menuju pos Hpalap di daerah yang dikuasai oleh pemberontak Kachin di negara bagian Kachin utara, Myanmar, 17 Maret 2018. (Foto: dok).

Ribuan warga sipil masih terlantar di Myanmar Utara di tengah-tengah pertempuran baru dalam beberapa pekan ini. Banyak di antara mereka yang memiliki sedikit akses untuk mendapatkan bantuan, sehingga menimbulkan kekhawatiran baru bahwa proses perdamaian di negara itu telah mengalami kemacetan di bawah pemerintah yang sekarang ini.

Pertempuran antara militer Myanmar, yang biasa disebut Tatmadaw, dan Laskar Kemerdekaan Kachin, telah membuat warga setempat melarikan diri di sedikitnya tiga kota di negara bagian Kachin dalam beberapa pekan ini, kata sumber-sumber setempat kepada VOA. Yang lainnya terperangkap akibat pertempuran di kota-kota tersebut.

Lebih dari 150 orang tidak dapat meninggalkan kawasan yang menghadapi pertempuran hebat di dekat Hpakant, daerah terpencil yang terkenal oleh kualitas batu gioknya, kata anggota parlemen setempat Oo Choo kepada VOA melalui telepon. Ia mengatakan orang-orang itu tidak dapat pergi selama sepekan ini.

David Baulk, pakar HAM dari kelompok Fortify Rights, mengatakan, ribuan orang terlantar akibat pertempuran dalam bulan lalu.

Banyak wilayah di Kachin sekarang menjadi medan pertempuran, dan ini yang membuat orang lari untuk menyelamatkan diri, jelas Baulk. Masalah utamanya, terkait pengungsian di Tanai dan daerah-daeran lain di Kachin adalah bahwa pemerintah Myanmar secara sistematis terus menghalangi organisasi-organisasi bantuan untuk mengunjungi daerah-daerah tersebut untuk memberikan layanan dasar bagi masyarakat. [uh]