Pertempuran di Jalur Gaza Semakin Sengit

  • Robert Berger

Asap hitam mengepul ke udara setelah pesawat-pesawat tempur Israel menyerang kantor perdana menteri, kantor polisi, dan kediaman komandan militer, serta gudang dan terowongan penyelundupan senjata di Gaza. (foto: 11/17/2012).

Israel melancarkan lebih dari 200 serangan udara atas Jalur Gaza hari Sabtu, selagi tembakan roket militan Hamas terus melumpuhkan Israel selatan.
Israel dan Hamas melanjutkan saling serang dengan sengit, hari Sabtu, sementara pasukan Israel berkumpul di perbatasan Gaza, bersiap akan kemungkinan serangan darat. Militer Israel melancarkan lebih dari 200 serangan udara terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas hari Sabtu, menarget gedung-gedung pemerintah termasuk kantor Perdana Menteri Ismail Haniyeh dan Kabinet Hamas. Haniyeh tidak berada di sana ketika itu. Misil Israel juga menghantam lokasi-lokasi peluncuran roket dan terowongan-terowongan penyelundupan senjata.

Juru bicara pemerintah Israel Mark Regev mengatakan, tujuan serangan itu untuk mengakhiri serangan roket ke Israel. “Kami bertindak sekarang untuk menciptakan situasi di mana Hamas mengerti bahwa mereka tidak boleh menyerang warga sipil Israel. Kami ingin menciptakan perdamain dan ketenangan bagi warga di selatan, bagi seluruh rakyat Israel. Saya rasa tujuan itu bisa tercapai,” tegasnya.

Pertahanan misil 'kubah besi' Israel berhasil mencegat roket Hamas yang diarahkan ke kota Tel Aviv, Sabtu (17/11).

Hamas yang diserang habis-habisan terus berusaha menyerang balik. Suara sirine serangan udara bergema di Israel selatan, ketika orang-orang Palestina menembakkan puluhan roket ke seberang perbatasan Gaza. Suara sirine itu membuat warga Israel berlarian ke tempat-tempat perlindungan , sehingga jalan-jalan menjadi lengang.

Khalil al Hayya, seorang pemimpin Hamas di Gaza, mengatakan, Palestina bertindak untuk membela diri dan tidak akan menyerah. Ia mengatakan, “negara Zionis membunuh laki-laki, perempuan, dan anak-anak … dan perang tidak akan berakhir sampai Palestina dan Yerusalem merdeka.’

Operasi udara Israel dimulai Rabu dengan membunuh pemimpin militer Hamas dalam sebuah serangan udara, setelah serangan roket beberapa hari. Setelah itu, serangan udara Israel di Jalur Gaza dan serangan roket Hamas ke Israel semakin gencar.

Konflik itu meningkat hari Jumat, ketika Palestina menembakkan roket yang jatuh di dekat Yerusalem untuk pertama kalinya. Beberapa roket juga ditembakkan ke Tel aviv. Kedua kota itu sebelumnya tidak bisa dicapai oleh roket-roket Palestina. Namun, Hamas menyelundupkan roket-roket jarak jauh buatan Iran.

Karena roket-roket yang ditembakkan dari Gaza tidak henti-hentinya, kabinet Isreal mengizinkan militer untuk mengaktifkan 75.000 tentara cadangan.

Israel telah menempatkan tank-tank dan berbagai kendaraan lain berlapis baja di perbatasan serta menutup jalan-jalan utama di sekitar Jalur Gaza. Itu mengisyaratkan Israel siap melancarkan serangan darat ke wilayah Palestina.

Pejabat-pejabat Palestina mengatakan sudah 40 orang tewas di Gaza, termasuk militan dan warga sipil, sejak Israel memulai serangan-serangan udaranya beberapa hari lalu. Roket-roket Hamas menewaskan tiga warga sipil Israel. Sekitar 10 warga Israel termasuk sejumlah tentara luka-luka akibat serangan roket hari Sabtu.

Selagi pertempuran hari keempat berkobar, Presiden Amerika Barack Obama terus menekan Mesir, Turki dan negara-negara lain yang mampu mempengaruhi Hamas agar membantu mewujudkan gencatan senjata. Berbicara kepada wartawan yang menyertai Presiden ke Asia Tenggara, Deputi Penasihat Keamanan Nasional Ben Rhodes mengulangi sikap Amerika bahwa Israel berhak mempertahankan diri terhadap serangan roket dari Gaza. Ia mengatakan, presiden telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui telepon serta Presiden Mesir Mohamad Morsi dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.

Sabtu malam, menteri-menteri luar negeri Liga Arab di Kairo bertemu dalam sidang darurat guna membahas tanggapan Arab terhadap pertempuran itu. Secara terpisah, Presiden Mesir Morsi menjadi tuan rumah pertemuan hari Sabtu dengan para pemimpin Turki dan Qatar guna mengoordinasikan pengiriman bantuan darurat ke Gaza.