Pertempuran Pecah di Ukraina Timur

Pasukan separatis pro-Rusia siaga di balik barikade di komplek gedung pemerintah di kota Slovyansk, Ukraina timur, Jumat (2/5).

Pasukan separatis pro-Rusia menembak jatuh dua helikopter Ukraina yang menyerang kota Slovyansk, dan menewaskan dua pilotnya, Jumat (2/5).
Pertempuran berkobar di sekitar kota yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur hari Jumat (2/5), sementara pasukan pemerintah Ukraina memulai operasi militer terhadap separatis pro-Rusia.

Pasukan separatis menembak jatuh dua helikopter Ukraina yang menyerang kota Slovyansk, dan menewaskan dua pilotnya.

Seorang awak lainnya diberitakan ditangkap pasukan separatis dan dipindahkan ke sebuah rumah sakit setempat.

Vyacheslav Ponomarev yang menyatakan diri sebagai walikota Slovyanks yang pro-Rusia mengatakan kepada saluran TV Rusia Dozhd bahwa tiga anggota separatis dan dua warga sipil tewas dalam pertempuran itu.

Pejabat Presiden Ukraina Oleksandr Turchynov hari Jumat mengatakan pemberontak telah mengalami kekalahan besar, termasuk banyak korban tewas dan luka.

Di kota Odessa, Ukraina selatan, polisi melaporkan tiga orang tewas hari Jumat dalam pertempuran antara demonstran pro-Rusia dan pendukung persatuan Ukraina.

Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov mengatakan pemberontak menembak jatuh dua helikopter Ukraina dalam serangan terhadap kota Slovyansk, menewaskan dua pilot .

Avakov mengatakan pada halaman Facebook-nya bahwa Ukraina menuntut para pemberontak agar membebaskan sandera mereka, meletakkan senjata mereka , mengosongkan bangunan yang mereka duduki dan memulihkan prasarana kota .

Di Moskow , juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov mengatakan ofensif Ukraina, hari Jumat (2/5) memberikan pukulan telak pada kesepakatan damai yang goyah yang bertujuan untuk meredakan krisis di Ukraina .

Presiden Putin, Kamis (1/5) menuntut agar Ukraina menarik semua personel militer dari daerah dekat perbatasan Rusia itu. Dia mengajukan tuntutan itu dalam percakapan telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, yang bertemu dengan Presiden Amerika Barack Obama Jumat (2/5) di Washington .

Hari Kamis (1/5), Presiden interim Ukraina Oleksandr Turchynov menandatangani dekrit wajib militer untuk menghadapi kaum separatis pro-Rusia yang semakin keras, yang telah merebut gedung-gedung di sekitar 12 kota di Ukraina timur yang berbahasa Rusia.

Di Washington, Presiden Barack Obama mengatakan dalam konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel bahwa jika Rusia terus merongrong Ukraina timur, AS dan Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi-sanksi tambahan, termasuk sanksi diplomatik dan ekonomi.

Sementara itu, Rusia hari Jumat menyerukan diadakannya pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai operasi keamanan di Ukraina timur.