Mendagri Ukraina Arsen Avakov memberi mendesak warga yang tinggal di Slovyansk dan kota-kota terdekat Kramatorsk dan Krasny Liman untuk tinggal di dalam rumah, Selasa (3/6).
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan separatis pro-Rusia di Ukraina Timur terus berlanjut, Selasa. Kedua pihak sama-sama mengaku telah menimbulkan korban di pihak lain.
Penjabat Presiden Ukraina Oleksandr Turchynov menyatakan kepada parlemen bahwa “kubu pemberontak” di luar kota Severodonetsk di kawasan Luhansk telah dihancurkan dan sejumlah besar “teroris” tewas. Ia juga mengatakan pasukan keamanan telah bergerak untuk “membebaskan Donetsk di Utara.” Kawasan Donetsk bertetangga dengan Luhansk.
Juga Selasa, Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov memperingatkan penduduk Donetsk agar tetap tinggal dalam rumah karena pertempuran hebat antara pasukan pemerintah dan separatis pro-Rusia. Peringatan itu ditujukan khusus bagi penduduk kota Slovyansk, kubu pertahanan pemberontak, dan penduduk kota-kota di dekatnya, Kramatorsk dan Krasny Liman.
Vyacheslav Ponomayrov, dari kubu separatis yang mengaku sebagai walikota Slovyansk, mengklaim bahwa pasukan mereka di kota itu telah menembak jatuh pesawat tempur Su-25 Ukraina dan sebuah helikopter, serta menghancurkan beberapa tank dan sebuah kendaraan lapis baja.
Tetapi jurubicara militer Ukraina Vladislav Seleznyov membantah ada pesawat yang ditembak jatuh.
Kekerasan hari Selasa terjadi sehari setelah ratusan anggota separatis bersenjata berat menyerang sebuah markas pengawal perbatasan di Luhansk di dekat perbatasan Rusia, sehingga memicu pertempuran seharian yang menewaskan lima pemberontak dan 10 tentara, empat di antaranya dalam keadaan kritis.
Juga Selasa, sebuah ledakan di kantor pemerintahan regional di kota Luhansk, yang sekarang ini digunakan oleh para pejabat dari Republik Rakyat Luhanks yang diproklamirkan sendiri oleh separatis, sehingga menewaskan tujuh orang.
Para pejabat dari kubu separatis mengklaim ledakan itu akibat serangan udara pemerintah, tetapi para pejabat pemerintah menyatakan hal itu disebabkan oleh misil antiserangan udara separatis yang salah sasaran.
Pertempuran di dekat Luhansk, salah satu medan pertempuran terbesar selama dua bulan pemberontakan separatis, memicu kritik baru Amerika terhadap peran Rusia dalam meningkatkan kekerasan di Ukraina Timur.
Departemen Luar Negeri Amerika menuduh Rusia membantu pemberontak dengan pejuang dan persenjataan Rusia, dan mengatakan Moskow tidak berbuat apapun untuk menghentikan pengiriman bantuan melintas batas semacam itu.
Penjabat Presiden Ukraina Oleksandr Turchynov menyatakan kepada parlemen bahwa “kubu pemberontak” di luar kota Severodonetsk di kawasan Luhansk telah dihancurkan dan sejumlah besar “teroris” tewas. Ia juga mengatakan pasukan keamanan telah bergerak untuk “membebaskan Donetsk di Utara.” Kawasan Donetsk bertetangga dengan Luhansk.
Juga Selasa, Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov memperingatkan penduduk Donetsk agar tetap tinggal dalam rumah karena pertempuran hebat antara pasukan pemerintah dan separatis pro-Rusia. Peringatan itu ditujukan khusus bagi penduduk kota Slovyansk, kubu pertahanan pemberontak, dan penduduk kota-kota di dekatnya, Kramatorsk dan Krasny Liman.
Vyacheslav Ponomayrov, dari kubu separatis yang mengaku sebagai walikota Slovyansk, mengklaim bahwa pasukan mereka di kota itu telah menembak jatuh pesawat tempur Su-25 Ukraina dan sebuah helikopter, serta menghancurkan beberapa tank dan sebuah kendaraan lapis baja.
Tetapi jurubicara militer Ukraina Vladislav Seleznyov membantah ada pesawat yang ditembak jatuh.
Kekerasan hari Selasa terjadi sehari setelah ratusan anggota separatis bersenjata berat menyerang sebuah markas pengawal perbatasan di Luhansk di dekat perbatasan Rusia, sehingga memicu pertempuran seharian yang menewaskan lima pemberontak dan 10 tentara, empat di antaranya dalam keadaan kritis.
Juga Selasa, sebuah ledakan di kantor pemerintahan regional di kota Luhansk, yang sekarang ini digunakan oleh para pejabat dari Republik Rakyat Luhanks yang diproklamirkan sendiri oleh separatis, sehingga menewaskan tujuh orang.
Para pejabat dari kubu separatis mengklaim ledakan itu akibat serangan udara pemerintah, tetapi para pejabat pemerintah menyatakan hal itu disebabkan oleh misil antiserangan udara separatis yang salah sasaran.
Pertempuran di dekat Luhansk, salah satu medan pertempuran terbesar selama dua bulan pemberontakan separatis, memicu kritik baru Amerika terhadap peran Rusia dalam meningkatkan kekerasan di Ukraina Timur.
Departemen Luar Negeri Amerika menuduh Rusia membantu pemberontak dengan pejuang dan persenjataan Rusia, dan mengatakan Moskow tidak berbuat apapun untuk menghentikan pengiriman bantuan melintas batas semacam itu.