Amerika Serikat terus mendesak Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk membebaskan pendeta Amerika Andrew Brunson yang ditahan, meski sebuah pengadilan Turki, Rabu, menolak permohonan banding ke dua untuk membebaskannya dari tahanan rumah. Turki bahkan melawan keras dengan menaikkan secara signifikan tarif produk-produk impor dari Amerika sebagai balasan terhadap pemberlakuan tarif yang mulai diberlakukan Presiden AS Donald Trump pekan lalu terhadap baja dan aluminium dari Turki.
Nasib pendeta AS Andrew Brunson berisiko merusak hubungan AS-Turki.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan, "Kami merasa Turki dan khususnya Presiden Erdogan telah memperlakukan Pendeta Brunson yang kita ketahui sebagai orang yang sangat baik, serta seorang Kristen yang taat dan tidak bersalah, secara tidak adil dan sangat buruk. Ini adalah sesuatu yang akan sulit dilupakan pemerintahan kami.”
Sebuah pengadilan Turki menolak permohonan banding kedua untuk membebaskan Brunson dari tahanan rumah, setelah ia dipenjara selama 21 bulan atas tuduhan spionase dan terorisme. AS mengatakan, tuduhan itu mengada-ada.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan, "Kami pastinya kecewa dengan pengumuman tersebut. Kami ingin Pendeta Brunson dibawa pulang ke AS.”
Para analis mengatakan penolakan Turki untuk membebaskan Brunson dan orang-orang Amerika lain yang ditahan di Turki mengakibatkan krisis yang meningkat setelah Presiden Trump memulai hubungannnya dengan Erdogan secara baik-baik.
Lisel Hintz dari Pusat Kajian Internasional Universitas Johns Hopkins mengatakan, "Para pembuat kebijakan Amerika marah. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menekan dan meyakinkan Turki untuk mengubah sikapnya. Kasus Andrew Brunson terkait dengan semua itu.”
Aaron David Miller, seorang analis dari Wilson Center mengatakan, "Terkait kasus Pendeta Brunson, yang tadinya diyakini pemerintahan Trump akan dibebaskan ternyata tidak menjadi kenyataan. Saya kira Pompeo dan Wakil Presiden Mike Pence, keduanya penganut Kristen yang taat, memandang serius masalah Brunson. Juga perlu dingat bahwa, jika mereka tidak berhasil menyelesaikan kasus ini, ini berpotensi menjauhkan mereka dari komunitas Evangelis yang sangat berpengaruh.”
Para pejabat AS mengakui mereka mengamati konsekuensi ekonomi global akibat penurunan nilai lira Turki, namun menyatakan bahwa krisis ekonomi Ankara diakibatkan ulah Turki sendiri. [ab/uh]