Pertikaian Dagang dengan AS Meningkat, China Peringatkan Ancaman Proteksionisme 

Tamil women greet each other as they cook special food to celebrate the harvest festival of Pongal at Dharavi, one of the Asia's largest slums, in Mumbai, India.

China memperingatkan Rabu (12/9) bahwa proteksionisme mengancam pertumbuhan global dan memperingatkan "negara-negara tertentu" agar tidak mengambil langkah isolasionisme, dalam acuan terselubung pada perang dagang yang semakin dalam antara Washington dan Beijing yang dipantau secara cermat di seluruh Asia.

Komentar Wakil Perdana Menteri China Hu Chunhua tersebut muncul di World Economic Forum (WEF) di Hanoi Rabu (12/9), sementara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia itu bergerak ke perang dagang habis-habisan setelah saling menerapkan tarif impor barang bernilai miliaran dolar.

Tanpa secara langsung menyebut Trump atau Amerika Serikat, Hu Chunhua memperingatkan negara-negara agar tidak melakukannya sendiri-sendiri dan menjungkirbalikkan sistem perdagangan global.

Perselisihan perdagangan telah mendominasi diskusi di WEF di mana para pemimpin Asia Tenggara telah menyatakan dukungan untuk hambatan perdagangan lebih sedikit sementara Amerika Serikat mundur dari kawasan tersebut di bawah Trump, yang telah mencela defisit perdagangan di kawasan tersebut.

Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) "bekerja dengan mitra yang berpikiran sama untuk memperkuat sistem internasional berbasis aturan," kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

"Kerja sama mendukung pertumbuhan dan stabilitas, tetapi berada di bawah tekanan."

Perang dagang antara Washington dan Beijing sedang diamati secara seksama di seluruh Asia Tenggara di mana beberapa negara yang berfokus pada ekspor mungkin akan mendapatkan keuntungan dari perselisihan itu.

Peningkatan upah di China telah mendorong perusahaan pindah ke negara-negara seperti Vietnam dan Kamboja, di mana sepatu Adidas, T-shirt H & M dan ponsel Samsung dibuat dengan harga murah. [as]