Para diplomat dan pejabat penegak hukum mengatakan badan-badan keamanan Eropa lebih banyak bertukar informasi dan data intelijen, serta lebih cepat, sebagian berkat bantuan Amerika Serikat.
Belgia dikecam keras karena tidak bertindak cukup untuk mencegah serangan bom oleh teroris Negara Islam (ISIS) minggu lalu di bandara Zaventen dan stasiun kereta bawah tanah yang menewaskan lebih dari 30 orang dan mencederai ratusan lainnya.
Selain itu, ada kesan bahwa serangan itu mungkin seperti yang digambarkan sebagian analis merupakan peringatan yang seharusnya sudah sejak lama dipedulikan oleh badan-badan keamanan Eropa.
“Sudah membaik,” kata seorang diplomat barat yang tidak mau disebut namanya yang menambahkan “keprihatinan masih sangat tinggi akan kemungkinan serangan-serangan teror baru."
Wakil Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih Ben Rhodes hari Kamis mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa tim-tim FBI berada di Brussels untuk membantu penyidikan; mungkin akan ada kerja sama lebih jauh.
“Kita yakin Belgia menanggapi ini dengan sangat serius” kata Rhodes.
“Kita mempunyai koordinasi yang efektif dalam mendukung penyidikan mereka dan berusaha menggagalkan rencana-rencana serangan lain."
Pejabat penegak hukum Amerika mengatakan tim-tim di Brussels sekarang ini terutama memusatkan perhatian pada membantu memeriksa komputer dan telepon genggam yang terkait dengan para tersangka dalam serangan minggu lalu.
Jaksa Agung Amerika Loretta Lynch juga membahas pembagian sumber daya dalam pertemuan hari Kamis bersama Menteri Luar Negeri Belgia Jan Jambon. [my/ds]