Perundingan Damai Afghanistan Dilanjutkan di Doha, Qatar

Zalmay Khalilzad, utusan khusus AS untuk perdamaian Afghanistan, hadir dalam perundingan di Doha, Qatar (foto: dok).

Delegasi Afghanistan Selasa (5/1) sore tiba di ibu kota Qatar untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan Taliban setelah jeda selama tiga minggu di tengah meningkatnya seruan untuk mengurangi kekerasan.

"Tingkat kekerasan saat ini, termasuk pembunuhan yang ditargetkan, tidak bisa diterima," cuit Zalmay Khalilzad, diplomat AS yang berunding dengan Taliban untuk mencapai kesepakatan antara AS dan kelompok pemberontak itu, Februari lalu.

Mohammed Masoom Stanekzai, yang memimpin delegasi Afghanistan, mengatakan mencapai gencatan senjata akan menjadi prioritas utama timnya.

Taliban terus menolak prioritas itu.

Juru bicara Taliban Mohammad Naeem mengatakan perundingan mengenai "gencatan senjata umum akan menjadi salah satu agenda" tetapi belum tentu menjadi agenda utama. Ia menambahkan menurut kesepakatan AS-Taliban, "tidak ada urutan prioritas dan tidak ada waktu spesifik kapan masalah gencatan senjata akan diputuskan."

Masalah gencatan senjata menjadi pusat perhatian setelah kekerasan di Afghanistan melonjak pasca kesepakatan AS dengan Taliban. Meskipun kelompok pemberontak menghentikan serangan langsung terhadap pasukan asing, serangan-serangan yang menargetkan pasukan keamanan Afghanistan meningkat.

Zia Seraj, direktur jenderal badan intelijen Afghanistan, kepada senat Afghanistan bulan lalu mengatakan ,Taliban bertanggung jawab atas 99 persen dari 18.200 serangan di Afghanistan sejak tercapainya kesepakatan AS-Taliban itu. [my/jm]