PBB, Kelompok Oposisi Suriah: Perundingan Berlangsung Positif

Utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura memberikan pidato pada pembukaan pembicaraan damai Suriah di Jenewa, Jumat (29/1).

Juru bicara kelompok oposisi Suriah mengatakan perundingan hari Minggu (31/1) tentang isu-isu kemanusiaan berlangsung “menggembirakan dan positif”.

Setelah memboikot dimulainya perundingan damai tidak langsung, wakil-wakil kelompok oposisi utama Suriah hari Minggu (31/1) bertemu dengan utusan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura di Jenewa, di mana kedua pihak mengatakan ada kemajuan dalam menyelesaikan beberapa isu yang sebelumnya membuat kelompok oposisi mengancam akan meninggalkan perundingan itu.

De Mistura mengatakan kepada wartawan, ia “optimis dan yakin” kelompok oposisi akan ikut dalam proses perundingan yang dimulai hari Jumat (29/1), lima hari sebelum jadwal yang direncanakan dan kelompok oposisi sempat memboikot perundingan hari pertama.

Juru bicara kelompok oposisi Suriah mengatakan perundingan hari Minggu (31/1) tentang isu-isu kemanusiaan berlangsung “menggembirakan dan positif”, merujuk pada tuntutan-tuntutan kelompok itu yaitu diakhirinya serangan udara terhadap warga sipil dan dihentikannya pengepungan daerah-daerah yang dikuasai kelompok pemberontak, yang menyulitkan bantuan kemanusiaan ke tempat itu.

Minggu pagi kelompok itu mengatakan telah berada di Jenewa untuk bertemu pejabat-pejabat PBB, tapi tidak akan mengikuti perundingan apapun – termasuk perundingan tidak langsung sekali– dengan pemerintah Presiden Bashar Al Assad. Minggu sore juru bicara kelompok oposisi mengatakan delegasinya akan mengadakan pertemuan lain dengan pejabat-pejabat PBB hari Senin (1/2).

Perundingan itu untuk meletakkan landasan bagi perundingan langsung kelak.

Dengan tidak adanya pertemuan langsung yang dijadwalkan antara pejabat pemerintah Assad dan wakil-wakil kelompok oposisi dalam perundingan kali ini, maka Utusan Khusus PBB akan berkonsultasi dengan masing-masing pihak secara terpisah dan bolak-balik di antara kedua pihak untuk menyerahkan usul dan sikap masing-masing pihak.

Di Washington, Menteri Luar Negeri John Kerry menyerukan pemerintah Suriah dan kelompok oposisi untuk berupaya keras mengakhiri konflik yang sudah berlangsung hampir lima tahun, menewaskan seperempat juta warga dan memaksa jutaan lainnya mengungsi.

Kerry menggambarkan perang di Suriah sebagai “bencana kemanusiaan tak tertandingi sejak Perang Dunia Kedua”.

“Saya mohon kepada kedua pihak untuk memanfaatkan sebaik-baiknya momentum, mengambil kesempatan bagi perundingan serius, berunding dengan niat baik guna mencapai kemajuan konkrit dalam beberapa hari mendatang,” ujar Kerry. [em]