Perundingan Perdagangan AS-China Masih Belum Tuntas

Wakil Perdana Menteri China Liu He (kanan) bersama Utusan Perdagangan AS, Robert Lighthizer, di Beijing, China, 15 Februari 2019. (Foto: dok).

Pejabat tertinggi perdagangan Amerika hari Rabu (27/2) mengatakan bahwa perjanjian perdagangan baru dengan China masih jauh dari selesai. Berbagai kendala dalam perundingan terakhir dan keprihatinan Amerika atas berbagai isu terkait teknologi tinggi tetap menjadi titik kunci perbedaan pendapat.

Setelah pembicaraan berbulan-bulan, Amerika Serikat dan China masih belum menyetujui kesepakatan yang bisa mengatasi keprihatinan Presiden Donald Trump atas defisit perdagangan dengan China.

Wakil Perdagangan Amerika Serikat (USTR) Robert Lighthizer mengatakan, “Apa yang diinginkan oleh presiden adalah perjanjian yang nomor satu dapat ditegakkan tetapi yang juga mengubah pola praktik alih teknologi, perlindungan hak atas kekayaan intelektual, subsidi kebijakan industri besar dan kemudian berbagai hambatan khusus terhadap perdagangan dan praktik tidak adil dalam bidang pertanian dan bidang jasa. Apa yang kita inginkan adalah perdagangan yang adil, yang membutuhkan perubahan struktural dan itu harus ditegakkan.”

Raksasa teknologi China, Huawei, menjalin kerjasama dengan mitra-mitra baru untuk jaringan 5G pada konferensi nirkabel internasional minggu ini, tetapi para anggota kongres Amerika tetap merasa sangat skeptis terhadap hubungan perusahaan itu dengan pemerintah dan pola pencurian rahasia komersial yang selama ini dilakukannya.

Steve Chabot, anggota DPR Amerika dari Partai Republik yang mewakili negara bagian Ohio mengatakan, “Saya kira Amerika Serikat harus sangat serius dengan pencurian kekayaan intelektual, tentang keamanan, tentang isu keamanan dunia maya, dan Huawei telah melakukan kecurangan dari waktu ke waktu. Perusahaan peralatan dan sistem telekomunikasi multinasional China, ZTE, juga menjadi masalah lain. Jadi, saya kira Amerika Serikat harus serius dalam hal itu, dan saya percaya presiden akan mempertimbangkannya ketika dia bernegosiasi dengan China.”

Para pejabat perdagangan Amerika merasa semakin terganggu dengan ekspansi Huawei di Eropa, dan memperingatkan negara-negara sekutu tradisional di benua itu bahwa kehadiran perusahaan teknologi China di sana dapat memperumit kemitraan mereka dengan Amerika Serikat.

Sementara Presiden Donald Trump menginginkan pertemuan lain dengan Presiden China Xi Jinping untuk menuntaskan kesepakatan perdagangan, kini timbul desakan semakin besar agar perangkat buatan Huawei tidak digunakan dalam infrastruktur komunikasi Amerika yang sensitif. [lt]