Orang dengan disabilitas di Solo masih mengalami diskriminasi saat mencari pekerjaan, karena banyak perusahaan menolak mempekerjakan mereka.
Watini menulis lembar formulir tenaga kerja di atas kursi rodanya di Bursa Kerja Solo. Ia menuliskan nama beberapa perusahaan yang membuka lowongan pekerjaaan sesuai keahlian dan pendidikan yang dimilikinya. Nama-nama berbagai perusahaan terpasang di papan pengumuman tak jauh dari Watini berada.
Watini mengatakan masih mengalami perlakuan diskriminasi saat mencari pekerjaan.
“Sudah berkali-kali melamar pekerjaan sering ditolak. Alasannya macam-macam, mulai dari tempat kerjanya tidak memiliki akses untuk penyandang disabilitas, kemudian karena kondisi fisik kita seperti ini juga,” ujarnya.
Komentar senada juga dilontarkan penyandang disabilitas lainnya, Ayu, yang juga ikut dalam Bursa Kerja tersebut.
“Kami juga harus sadar diri, dengan kondisi seperti ini hanya ada beberapa pekerjaan yang pantas untuk kami. Padahal kami juga ingin mencoba hal-hal baru. Selama ini kami hanya bekerja sebagai penjaga atau operator warung internet atau menjadi tukang jahit baju atau jualan roti keliling. Sebenarnya ingin juga kami ikut berbaur bekerja bersama-sama di sebuah perusahaan atau pabrik,” ujar Ayu.
Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, saat meresmikan pembukaan Bursa Kerja Solo, pada Rabu siang (19/9) mengatakan pemerintah terus berupaya mengurangi angka pengangguran, termasuk dari kalangan penyandang disabilitas.
“Target kita, angka pengangguran di Indonesia terus menurun. Tahun depan target kita 5,8 persen, atau lebih rendah dibanding target 7 persen tahun. Tahun lalu masih di atas 7 persen,” ujar Muhaimin.
“Kami perlu solusi yang cemerlang dan inovatif sehingga dapat menekan angka engangguran secara signifikan. Bursa Kerja ini sangat penting karena ada yang khusus untuk penyandang disabilitas. Kita coba untuk menghargai saudara kita penyandang disabilitas untuk memperoleh hak yang sama. Saya meminta berbagai perusahaan harus memberi ruang dan tempat untuk bekerja bagi penyandang disabilitas.”
Kepala Dinas Sosial, Transmigrasi, dan Tenaga Kerja Solo, Singgih Yudoko, mengungkapkan pemerintah kota Solo terus mendorong berbagai perusahaan untuk menerima para penyandang disabilitas sebagai tenaga kerja di perusahaannya.
“Kita di sini sediakan 30 perusahaan yang akan menerima tenaga kerja dari penyandang disabilitas. Total ada 330-an tenaga kerja disabilitas yang dibutuhkan. Semuanya berada di lantai satu,” ujar Singgih.
“Ini kan baru pertama kali kita coba. Kami menjajaki mediasi antara perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dengan pencari kerja dari penyandang disabilitas. Kemudian sekitar 100 perusahaan membuka lowongan untuk tenaga kerja non disabilitas tersedia di lantai dua. Total tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 3.000-an dengan berbagai posisi jabatan.”
Watini mengatakan masih mengalami perlakuan diskriminasi saat mencari pekerjaan.
“Sudah berkali-kali melamar pekerjaan sering ditolak. Alasannya macam-macam, mulai dari tempat kerjanya tidak memiliki akses untuk penyandang disabilitas, kemudian karena kondisi fisik kita seperti ini juga,” ujarnya.
Komentar senada juga dilontarkan penyandang disabilitas lainnya, Ayu, yang juga ikut dalam Bursa Kerja tersebut.
“Kami juga harus sadar diri, dengan kondisi seperti ini hanya ada beberapa pekerjaan yang pantas untuk kami. Padahal kami juga ingin mencoba hal-hal baru. Selama ini kami hanya bekerja sebagai penjaga atau operator warung internet atau menjadi tukang jahit baju atau jualan roti keliling. Sebenarnya ingin juga kami ikut berbaur bekerja bersama-sama di sebuah perusahaan atau pabrik,” ujar Ayu.
Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, saat meresmikan pembukaan Bursa Kerja Solo, pada Rabu siang (19/9) mengatakan pemerintah terus berupaya mengurangi angka pengangguran, termasuk dari kalangan penyandang disabilitas.
“Target kita, angka pengangguran di Indonesia terus menurun. Tahun depan target kita 5,8 persen, atau lebih rendah dibanding target 7 persen tahun. Tahun lalu masih di atas 7 persen,” ujar Muhaimin.
“Kami perlu solusi yang cemerlang dan inovatif sehingga dapat menekan angka engangguran secara signifikan. Bursa Kerja ini sangat penting karena ada yang khusus untuk penyandang disabilitas. Kita coba untuk menghargai saudara kita penyandang disabilitas untuk memperoleh hak yang sama. Saya meminta berbagai perusahaan harus memberi ruang dan tempat untuk bekerja bagi penyandang disabilitas.”
Kepala Dinas Sosial, Transmigrasi, dan Tenaga Kerja Solo, Singgih Yudoko, mengungkapkan pemerintah kota Solo terus mendorong berbagai perusahaan untuk menerima para penyandang disabilitas sebagai tenaga kerja di perusahaannya.
“Kita di sini sediakan 30 perusahaan yang akan menerima tenaga kerja dari penyandang disabilitas. Total ada 330-an tenaga kerja disabilitas yang dibutuhkan. Semuanya berada di lantai satu,” ujar Singgih.
“Ini kan baru pertama kali kita coba. Kami menjajaki mediasi antara perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dengan pencari kerja dari penyandang disabilitas. Kemudian sekitar 100 perusahaan membuka lowongan untuk tenaga kerja non disabilitas tersedia di lantai dua. Total tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 3.000-an dengan berbagai posisi jabatan.”