Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol Arm Reza Nur Patria, menjelaskan baku tembak itu diawali pada Kamis (3/6) sekitar pukul 17.50 WIT, di sekitar Bandara Aminggaru, Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
"Dalam baku tembak itu tidak ada kerugian apa pun dari personel satgas gabungan TNI-Polri," kata Reza melalui keterangan resmi tertulisnya, Jumat (4/6).
Setelah terjadi baku tembak itu, KST juga melakukan pembakaran terhadap sejumlah bangunan di sekitar Bandara Aminggaru. Termasuk satu unit pesawat rusak yang sedang terparkir di apron bandara juga menjadi sasaran pembakar yang dilakukan KST.
"Pada Jumat (4/6) aparat keamanan gabungan TNI-Polri meninjau lokasi Bandara Aminggaru untuk mengecek dan memastikan kerusakan akibat aksi pembakaran yang dilakukan oleh KST," ucap Reza.
BACA JUGA: Pengerahan Pasukan di Papua untuk 'Musnahkan' Pemberontak BersenjataReza melanjutkan, tindakan tersebut sangat tidak bertanggung jawab dan menyebabkan instabilitas di Kabupaten Puncak. Pada akhirnya hal itu akan mengganggu proses pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah setempat.
"Kita doakan bersama semoga situasi di Kabupaten Puncak semakin kondusif sehingga pembangunan akan dapat dilaksanakan sesuai rencana," pungkasnya.
Sementara itu, Kasatgas Humas Ops Nemangkawi, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, mengatakan baku tembak antara satgas gabungan TNI-Polri dengan KST di Bandara Aminggaru kembali terjadi pada Jumat (4/6) sekitar pukul 05.30 WIT hingga 08.00 WIT.
"Baku tembak berlangsung kurang lebih tiga jam. Lalu, pada pukul 11.30 WIT pasukan TNI-Polri berhasil melakukan olah TKP terhadap beberapa bangunan yg di bakar di antaranya, bangunan ATC Bandara Aminggaru, satu unit pesawat rusak yang terparkir, dua unit rumah warga sipil, dan satu ekskavator," kata Iqbal.
Lanjut Iqbal, pada pukul 11.15 WIT sekitar 50 orang masyarakat sipil mendatangi Polres Puncak untuk meminta perlindungan karena adanya tiga warga setempat meninggal dan tiga lainnya mengalami luka-luka akibat terkena tembakan KST di Kampung Nipuralome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
Adapun identitas korban meninggal itu yakni Patianus Kogoya, Petena Murib, dan Nelius Kogoya. Sedangkan, korban luka-luka yaitu Mandis Murib, Lesminus Murib, dan Jelemina Wanimbo.
"Terdapat dua jenazah yang berhasil dievakuasi yaitu Nelius Kogoya dan Petena Murib oleh pasukan TNI-Polri ke puskesmas. Sedangkan satu jenazah lagi masih kami lakukan pencarian beserta korban luka-luka lainnya," ucap Iqbal.
Jenazah yang berhasil dievakuasi itu kemudian dikebumikan secara adat. Warga setempat pun meminta perlindungan sepenuhnya dari aparat keamanan untuk menjaga masyarakat yang akan mengamankan diri ke Kota Ilaga.
Sedangkan, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, membenarkan pihaknya terlibat baku tembak dengan satgas gabungan TNI-Polri di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, selama dua hari.
"Pasukan TPNPB serang TNI-Polri di Ilaga. Baku tembak telah dilakukan dan korban jiwa tidak dapat dihindari," kata Sebby kepada VOA.
Namun, TPNPB-OPM membantah bahwa pihaknya yang telah melakukan penembakan terhadap tiga warga sipil. TPNPB-OPM malah menuding satgas gabungan TNI-Polri merupakan pelaku penembakan itu.
"Tiga masyarakat sipil orang asli Papua ini telah ditembak oleh pasukan militer dan polisi Indonesia di Ilaga," ujarnya. [aa/em]