Pasukan Peshmerga Irak Minta Lebih Banyak Senjata untuk Perangi ISIS

Pasukan Peshmerga melancarkan serangan terhadap sasaran militan ISIS di kota Mosul, Irak 29 Mei lalu (foto: dok).

Para pejuang Kurdi Irak atau dikenal sebagai 'Peshmerga' telah berada di semua garis perang melawan ekstremis ISIS.

Didukung oleh serangan udara koalisi pimpinan Amerika, para pejuang Kurdi yang dikenal sebagai Peshmerga telah berada di semua garis perang melawan ekstremis ISIS.

Tapi para komandan Peshmerga di semua garis depan di Irak utara memiliki satu keluhan yang tidak asing lagi: mereka mengatakan senjata mereka tidak cukup baik.

Karena Kurdistan merupakan adalah bagian Irak, secara teknis Peshmerga seharusnya menerima perlengkapan dari pemerintah Irak. Tapi para pejuang Peshmerga mengatakan Baghdad tidak memberikan apa yang mereka butuhkan.

Mereka mengklaim banyak senjata mereka yang lebih baik telah direbut dari petarung ISIS, yang mengambil senjata dari tentara Irak yang mendapat pasokan dari Amerika ketika mereka melarikan diri dari wilayah itu pada tahun 2014.

Departemen Pertahanan Amerika membantah adanya masalah persenjataan dengan Pashmerga.

Amerika, Prancis, dan Jerman telah memberi Peshmerga persenjataan, termasuk 40 kendaraan lapis baja MRAP, rudal anti-tank Milan, amunisi dan uang untuk gaji.

Tetapi sementara dorongan semakin intensif untuk merebut kembali Mosul, Peshmerga menginginkan lebih banyak lagi.

Jenderal itu mengatakan ia harus membeli kendaraan lapis baja dengan uangnya sendiri. Kendaraan itu digunakannya untuk berkeliling ke seluruh wilayah, di mana banyak ditemukan bom, yang baru dibebaskan dari kekuasaan ISIS.

Tetapi ada kekhawatiran bahwa dengan memberikan terlalu banyak senjata kepada Peshmerga, apa yang kini menjadi garis depan melawan ISIS bisa juga berubah menjadi garis depan perjuangan mereka untuk kemerdekaan dari Baghdad. [lt]