Petahana Gubernur Tokyo Yuriko Koike diproyeksikan akan kembali menjabat untuk ketiga kalinya sebagai pemimpin ibu kota paling berpengaruh di Jepang. Proyeksi ini tampak dari hasil exit poll yang dilakukan stasiun televisi nasional NHK.
Beberapa saat sebelum exit poll itu memproyeksikan kemenanganya, Koike muncul di markas tim kampanyenya di Tokyo untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada para pemilih yang telah memilihnya. Ia berjanji akan melakukan lebih banyak reformasi dan dukungan bagi warga Tokyo. “Saya akan bekerja sepenuh jiwa dan raga pada masa jabatan ketiga nanti,” ujarnya.
Pemungutan suara hari Minggu (7/7) dilihat sebagai ujian bagi partai pimpinan Perdana Menteri Fumio Kishida, yang mendukung perempuan pertama untuk memimpin pemerintah kota Tokyo.
Tokyo adalah kota berpenduduk 13,5 juta jiwa dengan kekuatan politik dan budaya yang sangat besar dan anggaran yang menyamai beberapa negara. Tokyo juga merupakan salah satu pos politik paling berpengaruh di Jepang.
Ada 55 kandidat yang menantang Koike, dan salah satu pesaing utamanya juga seorang perempuan, yaitu mantan anggota parlemen yang beraliran liberal yang hanya menggunakan nama depannya, Renho, dan didukung oleh partai-partai oposisi.
Kemenangan Koike memberi kelegaan bagi partai konservatif yang memerintah, yang telah sejak lama berafiliasi dengan Koike. Partai Demokratik Liberal pimpinan Kishida dan mitra koalisinya, Komeito, juga telah mendukung kampanye Koike secara tidak resmi.
Ketika tingkat kesuburan nasional Jepang tahun lalu turun ke rekor terendah yaitu 0,99 atau berarti 1,2 bayi untuk setiap perempuan. Kebijakan Koike dipusatkan pada pemberian subsidi bagi orang tua menikah yang sedang mengandung dan keluarga yang sedang membesarkan anak.
Fokus perhatian lainnya adalah Pembangunan kembali kawasan taman yang sangat disukai publik, “Jingu Gaien,” yang sempat disetujui Koike, tetapi kemudian dikecam karena kurangnya transparansi dan dugaan dampak lingkungan.
Koike, mantan penyiar televisi yang penuh gaya dan sangat memahami media, pertama kali terpilih di parlemen tahun 1992, pada usia 40 tahun. Ia mengabdi di beberapa pos utama kabinet, termasuk sebagai menteri lingkungan hidup dan menteri pertahanan, yang merupakan bagian dari Partai Demokrat Liberal yang sudah lama berkuasa. [em/jm]