Wimbledon pada Jumat (31/3) mencabut larangan bertanding terhadap para petenis Rusia dan Belarusia dan mengizinkan mereka berlaga di turnamen Grand Slam tahun ini dengan status sebagai atlet "netral.” Atlet dari kedua negara tersebut dilarang bertanding dalam turnamen Wimbledon 2022 sebagai bagian dari sanksi atas agresi Rusia di Ukraina.
Para petenis akan dilarang menyatakan dukungan untuk invasi tersebut dan tidak boleh menerima dana dari negara bagian Rusia atau Belarus, kata penyelenggara turnamen All England Lawn Tennis Club (AELTC) dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA: US Open Izinkan Pemain Tenis Rusia dan Belarusia Ikut Berkompetisi"Kami terus mengutuk sepenuhnya invasi ilegal Rusia dan dukungan sepenuh hati kami tetap bersama rakyat Ukraina," kata Ketua AELTC Ian Hewitt.
"Ini adalah keputusan yang sangat sulit, tidak dianggap enteng atau tanpa banyak pertimbangan bagi mereka yang akan terkena dampaknya.”
"Menurut pandangan kami, dengan mempertimbangkan semua faktor, ini adalah pengaturan yang paling tepat untuk turnamen tahun ini."
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut keputusan Wimbledon itu "tidak bermoral" dan mendesak Inggris untuk menolak visa pemain Rusia dan Belarus.
"Apakah Rusia telah menghentikan agresi atau kekejamannya? Tidak, Wimbledon hanya memutuskan untuk mengakomodasi dua kaki tangan dalam kejahatan," tulis Kuleba di twitter.
Wimbledon mengatakan tahun lalu bahwa melarang pemain dari kedua negara adalah satu-satunya pilihan yang pantas berdasarkan aturan yang ditetapkan pemerintah Inggris setelah invasi, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus."
Wimbledon mengatakan dalam pernyataannya pada Jumat (31/3) bahwa opsi deklarasi pemain pribadi tidak dapat dilakukan pada tahun lalu. Namun kesulitan itu telah teratasi setelah keterlibatan dengan pemerintah dan pemangku kepentingan tenis.
BACA JUGA: Pemain Tenis Rusia Dilarang Berlaga di WimbledonWimbledon menambahkan pendekatan tersebut mendapat dukungan dari pemerintah, Asosiasi Tenis Lapangan Inggris (LTA), ATP putra, WTA putri, dan badan tenis global ITF.
Karena larangan tahun lalu, poin peringkat Wimbledon diambil. Tur WTA dan ATP juga mengenakan denda besar pada LTA dan AELTC.
ATP dan WTA menyambut baik pencabutan larangan tersebut, dengan mengatakan butuh upaya kolaboratif untuk sampai pada "solusi yang bisa diterapkan" yang melindungi keadilan permainan.
"Ini tetap merupakan situasi yang sangat sulit dan kami ingin berterima kasih kepada Wimbledon dan LTA atas upaya mereka dalam mencapai hasil ini, sambil mengulangi kecaman tegas kami atas perang Rusia di Ukraina," kata kedua badan itu. [ah/ft]