Para penyelidik Amerika mengatakan bahwa istri pria yang melakukan penembakan massal yang mengakibatkan jumlah korban terbesar dalam sejarah Amerika itu mengetahui sebagian tentang rencana itu dan telah menemaninya pada suatu misi “pengintaian” ke klub malam gay di Orlando, Florida di mana serangan tersebut terjadi.
Para pejabat FBI mengatakan bahwa Noor Zahi Salman, 30 tahun, istri kedua penembak, Omar Siddiqui Mateen, dan ibu dari anak mereka yang berusia tiga tahun, telah bekerja sama dalam penyelidikan mereka dan kemungkinan dapat memberikan informasi penting tentang mengapa Mateen membunuh 49 orang dan melukai 53 lainnya dalam tiga jam kekacauan Minggu pagi di klub malam Pulse.
Salman belum dikenai tuduhan dalam serangan itu, tapi bisa menghadapi tuduhan bahwa dia tidak memberitahu pihak berwenang sebelumnya. Para pejabat penegak hukum itu mengatakan kepada kantor berita Amerika bahwa ia memperingatkan suaminya agar tidak melakukan serangan ketika ia meninggalkan rumah dan pergi ke Orlando Sabtu malam.
Seorang penyidik mengatakan pasangan itu mengunjungi klub tersebut antara tangga 5 dan 9 Juni. Pihak berwenang mengatakan awal bulan ini Mateen, 29 tahun, secara sah membeli senjata yang digunakannya dalam serangan itu, termasuk senapan serbu semi-otomatis yang digunakan untuk menembakkan sejumlah besar peluru pada larut malam di klub itu. Polisi yang bersenjata lengkap membunuhnya dalam baku tembak setelah membuat lubang masuk ke dalam klub itu. [lt]
Noor Zahi Salman belum dikenai tuduhan dalam serangan itu, tapi bisa menghadapi tuduhan bahwa dia tidak memberitahu pihak berwenang sebelumnya.