Korea Selatan berharap penampilan cemerlang Son Heung-min bisa membantu negara ginseng itu mengakhiri penantian selama 59 tahun untuk menjadi raja sepak bola di Asia dalam putaran final Piala Asia yang akan dimulai akhir pekan ini.
Juara bertahan Australia, juara empat kali Jepang, tim Iran asuhan Carlos Queiroz, and tuan rumah Uni Emirat Arab adalah lawan yang kuat. Tapi keempat tim itu belum tentu senang bila harus menghadapi tim Korsel asuhan Paulo Bento.
Juara dua Piala Asia 2015 itu sudah mencetak prestasi di kancah internasional beberapa kali. Salah satunya ketika mengejutkan juara bertahan Jerman dalam putaran final Piala Dunia, sebelum menyabet medali emas Asian Games.
Dan Son, 26 tahun, menjadi jantung kedua kesuksesan itu. Dan kegembiraan Son atas prestasi itu tampak dalam laga Asian Games karena berkat kemenangan itu, seluruh anggota sepak bola timnas Korsel dibebaskan dari wajib militer selama 21 bulan.
Pemain depan klub Inggris Tottenham Hotspur, yang bisa melakukan tendangan mematikan dari kedua kakinya, menjadi bagian penting klubnya. Dia sudah mencetak tujuh gol pada tujuh pertandingan terakhir Liga Utama Inggris.
Son saat ini adalah pemain Asia paling produktif dalam sejarah Liga Inggris. Dia berharap Korsel bisa menyelesaikan laga melawan Filipina dan Kyrgyzstan, sebelum memperkuat timnas Korsel dalam laga penyisihan Grup C melawan China pada 16 Januari.
Korsel, yang kalah 2-1 dari Australia dalam final Piala Asia 2015, belum pernah memenangkan Piala Asia sejak 1960. Ini prestasi yang membingungkan karena mereka sudah masuk putaran final Piala Dunia sebanyak 10 kali, termasuk semifinal Piala Dunia 2002.
Sabtu (5/1), Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain akan menggelar Piala Asia terbesar dengan jumlah tim yang bertambah menjadi 24, dari 16. Kenaikan jumlah tim membuka kesempatan bagi Kyrgyzstan, Yaman dan tim asuhan Sven-Goran Eriksson, Filipina untuk memulai debut mereka. [ft]