Pihak-pihak yang Berperang di Libya Sepakati Gencatan Senjata Lebih Permanen

Asap hitam mengepul akibat serangan di pelabuhan Tripoli, Libya, 18 Februari 2020. (Foto: dok).

Sebuah misi PBB di Libya, Senin (24/2), mengatakan, pihak-pihak yang berperang di Libya telah sepakat untuk mengubah kesepakatan gencatan senjata yang rapuh dan berlaku sekarang menjadi kesepakatan yang lebih permanen.

Setelah berpekan-pekan terjadinya kekerasan sporadis yang mengacaukan perundingan, pada akhir putaran terbaru pembicaraan yang ditengahi PBB di Jenewa, para pemimpin militer yang bersaingan berhasil mewujudkan rancangan kesepakatan untuk memfasilitasi kepulangan warga sipil secara aman ke kawasan-kawasan tempat tinggal mereka.

Kepulangan ribuan warga sipil dari pengungsian ini akan diawasi perwakilan-perwakilan militer di Jenewa dengan dukungan misi PBB di Libya.

Para delegasi yang berunding atas nama pemerintah-pemerintah yang bersaingan di Libya kini harus mengirim rancang kesepakatan itu ke pemimpin masing-masing untuk mendapat persetujuan. Para delegasi itu berjanji untuk kembali bertemu di Jenewa bulan depan untuk mematangkan rincian implementasi kesepakatan itu.

BACA JUGA: Misi Baru Eropa di Libya Timbulkan Kecaman

Terobosan yang dicapai Senin terjadi beberapa hari setelah pasukan yang berbasis di timur, yang berada di bawah komando Khalifa Hifter meningkatkan serangan mereka terhadap ibu kota, Tripoli. Serangan itu menarget pelabuhan sipil, dan hampir menghantam kapal tangki gas alam cair, sehingga mendorong pemerintah yang didukung PBB di Tripoli mundur dari perundingan. Perundingan itu berlanjut kembali beberapa hari kemudian namun dengan harapan rendah akan tercapainya kesepakatan.

Gencatan senjata yang berlaku sekarang dicapai Januari lalu lewat mediasi Rusia dan Turki, yang mendukung pihak-pihak bertentangan dalam konflik itu. [ab/uh]