Pilpres di Filipina: Para Oponen Walikota yang Kontroversial Mengaku Kalah

Pendukung kandidat capres Filipina, Mar Roxas bersedih saat menghadiri konferensi pers yang menyatakan kekalahan calon mereka di daerah suburban Quezon city, utara Manila, Filipina (10/5).

Rodrigo Duterte, yang oleh sebagian orang dijuluki bermulut besar tampaknya memenangkan pemilihan presiden Filipina

Hitungan suara tidak resmi oleh kelompok pemantau jajak pendapat, sebuah lembaga Katolik yang diakreditasi oleh pemerintah, menunjukkan walikota berusia 71 tahun dari Davao City, Filipina selatan itu memimpin dengan selisih jumlah suara yang besar atas saingan terdekatnya, mantan Menteri Dalam Negeri Mar Roxas dan Senator Grace Poe.

Dengan lebih dari 90 persen suara telah dihitung, Dewan Pastoral Paroki untuk Pemilihan yang bertanggung jawab mengungkapkan bahwa Duterte telah memperoleh hampir 39 persen suara, sementara Roxas mendapat 23 persen, dan Poe menduduki tempat ketiga dengan hampir 22 persen.

Roxas secara resma mengaku kalah dalam pemilu Selasa sore (10/5) dalam konferensi pers. Dia juga memberikan ucapan selamat kepada “Digong” (nama julukan Duterte).

Poe mengaku kalah tidak lama sebelum tengah malam Senin, dan mengatakan kepada para wartawan dalam konferensi pers bahwa ia akan menghormati hasil pemilu dan akan bekerjasama dengan Duterte.

Dalam pemilihan presiden wakil presiden, anggota Kongres Leni Robredo menang tipis atas Ferdinand “Bongbong” Marcos, Jr, putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos.

Pemerintah Filipina dijadwalkan untuk mengumumkan hasil pemilu Selasa malam waktu setempat. [lt]