Reaktor eksperimental termonuklir internasional atau ITER, yang sedang dibangun di Perancis selatan, disebut sebagai peralatan ilmiah yang paling rumit di seluruh dunia.
Pembangunannya tidak mulus dan menghadapi berbagai kendala politik dan teknis, tapi kini direktur proyek itu mengatakan, reaktor itu sudah 50 persen selesai dan nantinya akan bisa menghasilkan listrik yang sangat murah, berkat adanya “matahari kecil” yang terdapat di dalam inti reaktor itu.
Saat ini ada 450 reaktor nuklir yang menghasilkan listrik di seluruh dunia, ditambah 60 lagi yang sedang dibangun. Semuanya, kecuali yang satu itu, menggunakan teknologi yang disebut nuclear fission atau fisi nuklir yang diperoleh dengan memecah atom-atom uranium. Proses itu menghasilkan energi panas yang digunakan untuk membangkitkan listrik, tapi PLTN jenis itu juga mengandung bahaya bocornya radiasi nuklir.
Reaktor termonuklir ITER akan memanfaatkan tenaga nuklir yang dibangkitkan dengan sistem fusi, atau penggabungan atom-atom hidrogen dan helium. Cara ini juga menghasilkan banyak energi panas tapi hanya sedikit radiasi.
Kesulitannya adalah menciptakan kondisi yang serupa dengan apa yang terdapat dalam inti matahari, tapi dalam skala sangat kecil.
Bernard Bigot, direktur proyek ITER mengatakan, “Suhu plasma yang dihasilkannya akan mencapai 150 juta derajat Celsius, dengan menggunakan hanya dua gram atom hidrogen dan helium. Kita harus bisa membuat semacam wadah untuk menampung plasma ini supaya bisa mengadakan fusi dengan atom-atom helium dan menghasilkan atom-atom baru.”
Untuk mengontrol plasma yang sangat panas itu, para pakar sedang membangun magnit-magnit yang kekuatannya 300 ribu kali kekuatan lapangan magnit bumi. Tugas ini sangat besar dan memerlukan kerjasama 36 negara. Pembangunan reaktor termonuklir itu secara keseluruhan diperkirakan akan menelan biaya lebih dari 26 milyar dollar.
Uni Eropa akan menanggung 45 persen biaya itu, tapi Amerika telah mengurangi sampai separuhnya sumbangan untuk tahun ini dan tahun depan. Kalau pembangunan dan pembiayaannya beres, reaktor itu akan dihidupkan pada tahun 2025, tapi produksi listriknya baru akan dimulai 10 tahun kemudian. [ii]