PM Irak Setujui Pengajuan Komandan Irak ke Mahkamah Militer

Pasukan keamanan Irak mempertahankan markas mereka di kota Ramadi dari gempuran militan ISIS, 14 Mei 2015 lalu (foto: dok).

PM Irak hari Minggu (16/8) menyetujui rekomendasi komisi investigasi mengenai pengajuan ke mahkamah militer para komandan Irak yang mundur dari Ramadi tahun ini, sewaktu kota itu jatuh ke tangan militan ISIS.

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi hari Minggu (16/8) menyetujui rekomendasi komisi investigasi mengenai pengajuan ke mahkamah militer para komandan Irak yang mundur dari Ramadi tahun ini, sewaktu kota itu jatuh ke tangan militan Negara Islam (ISIS).

Direbutnya ibukota provinsi Anbar, Irak Barat, itu merupakan kemenangan besar bagi ISIS, membuat mereka menguasai sebuah kota penting yang terletak 125 kilometer dari Baghdad dan memunculkan kembali pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak.

Kekalahan itu mendorong Menteri Pertahanan Amerika Ash Carter untuk mempertanyakan kesediaan pasukan Irak, yang bersama-sama dengan para milisi, berjuang melawan ISIS di darat, sementara pasukan koalisi yang dipimpin Amerika menarget militan dari udara.

Irak telah melancarkan operasi untuk merebut kembali beberapa daerah di Anbar, tetapi militan masih menguasai wilayah-wilayah penting termasuk Ramadi.

Keputusan Abadi untuk mengajukan para perwira ke mahkamah militer itu menyusul serangkaian reformasi yang ia umumkan pekan lalu dalam upaya memerangi korupsi dan kritik mengenai pemerintah yang tidak efektif. Langkah-langkah tersebut, yang disetujui kabinet dan parlemen, mencakup penghapusan posisi deputi perdana menteri dan tiga wakil presiden, serta mengakhiri kuota partai dan golongan sewaktu memilih para pejabat.

Hari Sabtu, serangan bom di Baghdad dan sekitarnya menewaskan paling sedikit 22 orang dan melukai lebih dari 80 lainnya.

Yang paling banyak menewaskan korban adalah serangan bom mobil di sebuah dealer mobil di kawasan Habibiya yang berpenduduk mayoritas Syiah. Serangan ini menewaskan 13 orang. Di daerah yang sama, sebuah bom truk meledak di pasar sayur hari Kamis lalu, menewaskan 67 orang. Ini merupakan salah satu serangan terburuk di Baghdad dalam satu dekade.

Belum ada yang segera mengaku bertanggungjawab atas serangan hari Sabtu. Tetapi kelompok ISIS kerap menarget warga Syiah yang mereka anggap sesat. Militan mengaku bertanggungjawab atas serangan hari Kamis lalu.

Sebuah bom hari Sabtu juga menghantam pasar yang populer di kota Madain, sebelah selatan Baghdad, menewaskan sedikitnya tiga orang dan mencederai 10 lainnya, kata polisi.

Di Taji, sebelah utara Baghdad, sebuah bom menghantam sederetan bengkel mobil, menewaskan dua orang dan melukai delapan lainnya. Serangan-serangan bom lainnya menarget jalan-jalan di kawasan perniagaan yang ramai dan pasar-pasar di Jisr Diyala dan Iskan.

Dalam perkembangan lainnya, sebuah panel parlemen Irak hari Minggu menyatakan mantan Perdana Menteri Nuri Al-Maliki dan 35 pejabat keamanan dan politik bertanggungjawab atas jatuhnya kota Mosul di Irak Utara ke tangan ISIS tahun lalu. Kasus itu telah diserahkan ke tim jaksa.