Kelompok internasional yang menyelidiki insiden senjata kimia mengatakan kelompok itu telah siap untuk menyelidiki klaim bahwa lasykar ISIS menggunakan gas racun kuning terhadap pasukan Kurdi di Irak.
Seorang juru bicara Organisasi Larangan Senjata Kimia, OPCW, mengatakan kelompok itu siap bertindak segera setelah Irak, salah satu negara anggotanya, meminta pertolongan.
Kelompok ISIS telah dituduh menggunakan senjata kimia di waktu lalu, tetapi insiden terbaru kabarnya terjadi pekan ini. Para pejabat pertahanan Jerman mengatakan kira-kira 60 lasykar Peshmerga Kurdi terimbas gas kuning – bahan kimia yang dilarang oleh persetujuan internasional – dalam pertempuran dengan militan ISIS hari Rabu.
Juru bicara OPCW , Malik Ellahi, mengatakan kelompoknya belum menerima informasi dari negara anggotanya tentang insiden gas kuning itu, “tetapi kami sangat bersedia menyelidiki klaim berdasar yang diberikan kepada kami.”
Juru bicara itu mengatakan kepada VOA bahwa OPCW berharap mendengar kabar dari pemerintah Irak mengenai insiden penggunaan gas yang dituduhkan itu. Berdasarkan laporan media berita, “Irak seharusnya berminat menindak lanjutinya,” kata Ellahi kepada VOA.
Baik Jerman, yang sedang melatih pasukan Kurdi, maupun Amerika belum memberi indikasi penggunaan senjata kimia di Irak kepada OPCW. Laskar Peshmerga merupakan unsur penting serangan militer yang dipimpin Amerika untuk menghalau ekstrimis ISIS dari Irak dan Suriah.
Amerika Serikat mengatakan mereka sedang mengusahakan informasi lebih jauh mengenai pertempuran yang dilaporkan antara pasukan Kurdi dan lasykar ISIS. Jurubicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Alstair Baskey mengatakan hari Kamis bahwa Washington memperlakukan “semua tuduhan penggunaan senjata kimia sangat serius.”
Harian Wall Street Journal mengutip para pejabat Amerika yang tidak disebut namanya yang mengatakan pemerintah sudah mempunyai informasi yang layak dipercaya mengenai lasykar ISIS menggunakan gas kuning, yang kemungkinan diperoleh militan itu di Suriah.