PM Islandia mengatakan, ia tidak mengundurkan diri, sebagaimana dilaporkan sebelumnya, namun hanya menyarankan agar wakil ketua partainya mengambil alih jabatannya untuk sementara hingga batas waktu yang belum dipastikan.
Pengumuman itu muncul dalam rilis berita kantor perdana menteri Selasa malam (5/4). Rilis itu mengatakan Sigmundur David Gunnlaugsson "akan terus menjabat sebagai Ketua Partai Progresif.”
Sebelumnya Selasa, laporan-laporan mengatakan, Gunnlaugsson telah mengundurkan diri sebagai PM, korban pertama dokumen Panama yang mengungkapkan investasi luar negeri tersembunyi orang-orang kaya, berpengaruh dan terkenal dari berbagai penjuru dunia.
Bocoran dokumen dari sebuah perusahaan hukum Panama menunjukkan, istri Gunnlaugsson, Anna Sigurlaug Palsdottir, memiliki sebuah perusahaan di Kepulauan Virgin Inggris yang menuntut pembayaran lebihlebih dari 4 juta dolar dari bank-bank Islandia yang bangkrut.
Gunnlaugsson mengatakan, aset istrinya di luart negeri dipajak di Islandia, namun para oponennya mengatakan, ia seharusnya mengungkapkan kepemilikan istrinya atas perusahaan itu karena pemerintah terlibat dalam usaha membayar klaim-klaim terhadap instusi-institusi keuangan yang bangkrut.
Gunnlaugsson berhenti untuk sementara menjelang pemungutan suara yang direncanakan mengenai mosi tidak percaya terhadap dirinya di parlemen, dengan Partai Progresif yang berkuasa menunjuk wakil ketuanya,Sigurdur Ingi Johannsson, untuk menjadi pemimpin baru negara itu.
Ribuan warga Islandia melangsungkan protes di luar gedung parlemen di Reykjavik, Senin, melemparkan telur dan pisang, serta menuntut pengunduran diri Gunnlaugsson. [ab/as]