Perdana Menteri Israel berada di Moskow, Kamis (9/3) untuk berbicara dengan Presiden Rusia tentang krisis Suriah, tanda terbaru mengenai pengaruh Rusia yang berkembang di Timur Tengah serta kekhawatiran Israel tentang sekutu Moskow di kawasan itu.
Rusia telah mengambil peran yang lebih besar dalam kebijakan luar negeri Israel sejak campur tangan Kremlin dalam konflik Suriah pada September 2015.
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin pada saat itu membenarkan tindakan Rusia sebagai perjuangan melawan teroris global dan militan Negara Islam, para pengecam di Barat berpendapat campur tangan juga ditujukan untuk menyelamatkan pemerintahan sekutu Moskow, pemimpin Suriah Bashar al-Assad.
Benjamin Netanyahu dan Putin tidak membuat pernyataan bersama setelah pembicaraan, namun Netanyahu kemudian mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan dia telah menegaskan kepada Putin bahwa Israel ingin semua penyelesaian Suriah tidak akan membiarkan kehadiran militer Iran dan pihak yang didukungnya di Suriah.
Peran Rusia dalam membantu pasukan Assad merebut kota Aleppo dari pemberontak pada bulan Desember 2016, khususnya, telah mengisyaratkan titik balik yang penting dalam perang di sana.
Kelompok hak asasi manusia yang independen mengatakan kemenangan itu dicapai lewat serang udara Rusia-Suriah yang menarget warga sipil dengan keji. Rusia membantah tuduhan tersebut. [as/uh]