Perdana Menteri Israel memuji penerapan kembali sanksi-sanksi AS terhadap Iran yang sebelumnya dicabut berdasarkan perjanjian nuklir 2015, kantor berita Associated Press melaporkan.
Benjamin Netanyahu, penentang keras perjanjian yang disepakati pemerintahan Obama, Sabtu (3/11), mengatakan bahwa Presiden Donald Trump telah membuat keputusan "bersejarah" dengan memulihkan sanksi-sanksi terhadap "rezim teror pembunuh di Iran yang membahayakan seluruh dunia."
Dalam pernyataan dari kantornya, Netanyahu mengatakan "dampak dari sanksi-sanksi awal telah terasa," merujuk pada krisis keuangan di Iran yang telah memicu protes-protes sporadis.
Pemerintahan Trump memulihkan sanksi-sanksi yang menarget sektor perkapalan, keuangan dan energi Iran mulai Jumat (2/11), tapi memberikan pengecualian pada delapan negara yang masih mengimpor minyak dari Iran tanpa penalti. [vm]