Pekan depan, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe diperkirakan akan melakukan usaha diplomatik seperti yang sudah dilakukannya beberapa kali untuk meredakan perasaan sakit hati yang masih ada atas tindakan negaranya pada masa perang dunia kedua ketika ia berkunjung ke tugu peringatan Pearl Harbor di Hawaii.
Serangan mendadak Jepang terhadap pangkalan angkatan laut Amerika tahun 1941 menewaskan 2.000 warga Amerika dan menyeret Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia Kedua.
Setelah menyakiti perasaan negara-negara tetangganya tahun 2013 dengan mengunjungi tugu pahlawan perang Yasukuni yang menghormati jutaan orang yang gugur dalam perang, tetapi juga mencakup lebih seribu nama orang yang telah dinyatakan peradilan penjahat perang, pemimpin konservatif Jepang itu telah melakukan peran yang sangat pro-aktif untuk menanggulangi keprihatinan atas usahanya membuat sejarah masa perang negaranya dengan nada yang kurang merasa bersalah, dan melonggarkan pembatasan konstitusi pasifik Jepang.
βIa sudah melakukan pekerjaan yang baik dalam dua tahun terakhir, saya kira, dengan menutup mulut dan tidak mengutarakan pandangannya yang kemungkinan mendalam, pandangan mengenai sejarah kawasan, terutama menyangkut Perang Dunia Kedua. Dan itulah yang dilakukan oleh seorang negarawan,β kata Grant Newsham, seorang peneliti senior di Forum Jepang untuk Pengkajian Strategi di Tokyo. [gp]