Perdana Menteri Hun Sen, yang telah memimpin Kamboja selama lebih dari 30 tahun, Kamis (2/12), menyatakan mendukung putra sulungnya untuk mengambil alih jabatan puncak di negara itu sehingga membuka jalan bagi terciptanya sebuah dinasti politik.
Spekulasi telah lama muncul bahwa Hun Sen yang berusia 69 tahun sedang mempersiapkan Hun Manet, jenderal bintang empat yang mengenyam pendidikan di Inggris dan Amerika Serikat, untuk memimpin kerajaan.
"Hun Manet adalah salah satu calon perdana menteri dan mendapat dukungan dari ayahnya," kata Hun Sen dalam sebuah acara yang terbuka untuk umum di kota pesisir Sihanoukville.
Ia menambahkan bahwa putranya yang berusia 44 tahun, seorang wakil panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja dan komandan infanteri, harus menghadapi pemilihan.
Kamboja diperkirakan akan melangsungkan pemilu pada 2023.
Pada pemilihan terakhir tahun 2018, partai Hun Sen memenangkan setiap kursi di parlemen setelah Mahkamah Agung membubarkan partai oposisi utama, Partai Penyelamat Nasional Kamboja setahun sebelumnya.
Pihak berwenang Kamboja juga menangkap sejumlah mantan anggota oposisi dan aktivis HAM dalam beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA: Pengadilan Kamboja Tunda Sidang Kasus Pengkhianatan Oposisi Hingga 2021Para kritikus mengatakan Hun Sen telah mencederai kembali kebebasan demokratis dan menggunakan pengadilan untuk melumpuhkan oposisi dan aktivis.
Hun Sen menambahkan bahwa pengangkatan putranya ke posisi puncak masih bisa terjadi satu dekade lagi, dan ia tetap bungkam terkait rencana pensiunnya. Ia adalah salah satu pemimpin terlama di dunia dan telah berkuasa selama 36 tahun.
Hun Sen sering menggambarkan prestasi anak-anaknya sebagai produk pendidikan dan pelatihan dan menolak klaim nepotisme. [ab/uh]