Pemimpin Kamboja Hun Sen merayakan ulang tahunnya yang ke-71 pada Sabtu (5/8) dengan konfirmasi resmi atas kemenangan telak partainya dalam pemilihan umum (pemilu) sepihak baru-baru ini. Kemenangan tersebut membuka jalan bagi penguasa Kamboja itu untuk mengalihkan kekuasaan kepada putra sulungnya.
Pemilu Kamboja yang diselenggarakan pada bulan lalu menuai kritik tajam dan dikecam sebagai pemilu palsu setelah oposisi Partai Lilin - penantang utama partai Hun Sen yang berkuasa - dilarang ikut berpatisipasi dalam pemilihan tersebut karena alasan teknis.
Beberapa hari berselang setelah pemilu, Hun Sen yang berkuasa selama hampir empat dekade, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri dan menyerahkan tongkat estafet kepada putranya, Hun Manet.
Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang berkuasa memenangkan 120 kursi di majelis rendah yang beranggotakan 125 orang, kata Komite Pemilihan Nasional saat merilis hasil resmi pada Sabtu (5/8).
BACA JUGA: PM Kamboja Hun Sen akan Mundur Setelah Berkuasa Hampir Empat DekadeSegera setelah pengumuman tersebut, CPP mengeluarkan pernyataan yang menyatakan menerima hasil tersebut, yang menurut mereka membuktikan bahwa rakyat Kamboja "mendukung Hun Manet sebagai penerus".
Partai kerajaan FUNCINPEC berhasil merebut lima kursi yang tersisa.
Panitia pemilihan juga mengonfirmasi bahwa jenderal bintang empat Hun Manet, 45 tahun, terpilih sebagai anggota parlemen, yang merupakan syarat baginya untuk menjadi perdana menteri.
Amerika Serika (AS)t, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa mengutuk pemilu tersebut sebagai tidak bebas dan tidak adil.
Hasil resmi memungkinkan Hun Sen melanjutkan rencananya untuk meminta raja menunjuk Hun Manet sebagai perdana menteri pada Senin (7/8) sehingga ia dapat membentuk pemerintahan baru untuk pemungutan suara kepercayaan parlemen pada 22 Agustus.
Pemerintah yang akan datang akan mengantarkan jajaran para menteri muda baru -- dengan beberapa akan mengisi jabatan yang ditinggalkan oleh ayah mereka.
Pada Kamis (3/8), Hun Sen menolak kritik internasional terhadap pemilihan tersebut dan membela keputusannya untuk menyerahkan kekuasaan kepada putranya.
Dia mengatakan pengalihan jabatan kepada Hun Manet dilakukan untuk menjaga perdamaian dan menghindari "pertumpahan darah" jika dia meninggal saat menjabat. Sejumlah kritikus membandingkan suksesi dinasti Kamboja itu dengan hal yang sama di Korea Utara.
BACA JUGA: Hun Sen Siap Mundur, Serahkan Kepemimpinan pada Sang Putra
Hun Manet pada Sabtu (5/8) mengunggah foto putranya yang masih kecil sedang menyerahkan karangan bunga biru dan kuning kepada ayahnya dengan pesan: "Selamat ulang tahun untuk ayah yang dihormati dan tercinta."
Mantan kader Khmer Merah itu memerintah Kamboja sejak 1985, dan secara efektif melenyapkan semua oposisi terhadap kekuasaannya, dengan partai-partai lawan dilarang, penantang dipaksa melarikan diri dan kebebasan berekspresi dibungkam.
Dia membantu memodernisasi negara yang dilanda perang saudara dan genosida selama beberapa dekade dengan jalan raya, mal besar, dan investasi China yang besar.
Setelah mengundurkan diri sebagai perdana menteri, Hun Sen akan menjadi presiden Senat pada awal tahun depan dan akan menjadi penjabat kepala negara saat raja berada di luar negeri. [ah/ft]