PM Netanyahu Skors Menteri yang Sebut Opsi Penggunaan Nuklir di Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. (Foto: via AP)

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu (5/11) menjatuhkan sanksi kepada seorang anggota kabinetnya yang terlihat menyuarakan gagasan penggunaan nuklir Israel ke Gaza. Perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas tersebut terus menelan korban warga sipil Palestina.

Kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa menteri yang bersangkutan – Menteri Warisan Budaya Amihay Eliyahu, dari partai sayap kanan dalam pemerintahan koalisi – telah diskors dari rapat kabinet “sampai pemberitahuan lebih lanjut.”

Ketika ditanya dalam sebuah wawancara radio tentang opsi nuklir hipotetis, Eliyahu menjawab: "Itu salah satu caranya." Pernyataannya menjadi berita utama di media Arab, menghebohkan bagi sejumlah lembaga penyiaran arus utama Israel dan dianggap "tidak pantas" oleh seorang pejabat AS.

Baik Eliyahu maupun pemimpin partainya tidak berada dalam forum kementerian yang menangani perang Gaza. Mereka juga tidak mempunyai pengetahuan mendalam mengenai kemampuan nuklir Israel – yang tidak diakui secara publik – atau kewewenangan untuk mengaktifkannya.

Orang-orang memeriksa kerusakan akibat serangan Israel di kamp pengungsi Al-Maghazi di Deir Balah di Jalur Gaza tengah, pada 5 November 2023. (Foto: AFP)

"Pernyataan Eliyahu tidak didasarkan pada kenyataan. Israel dan IDF (militer) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari kerugian terhadap orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya hingga kami mencapai kemenangan," kata kantor Netanyahu.

Sekitar 9.500 warga Palestina tewas dalam perang tersebut, sehingga menimbulkan kekhawatiran internasional atas taktik Israel.

Krisis tersebut mendorong Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan lawatan ke Timur Tengah pada akhir pekan untuk mencari jalan keluar atas kemelut tersebut.

“Jelas itu adalah pernyataan yang tidak menyenangkan dan Perdana Menteri dengan jelas menyatakan bahwa dia (Eliyahu) tidak berbicara atas nama pemerintah,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.

BACA JUGA: Netanyahu dalam Sorotan: Tuntutan Mundur Terkait Serangan Gaza

Eliyahu mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial: "Jelas bagi siapa pun yang bijak bahwa pernyataan nuklir itu hanya metafora."

Namun ia menambahkan: "Respons yang kuat dan tidak proporsional terhadap terorisme pasti diperlukan, yang akan menjelaskan kepada Nazi dan para pendukungnya bahwa terorisme tidak ada gunanya."

Seorang juru bicara Hamas mengatakan Eliyahu mewakili “terorisme kriminal Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya (yang) membahayakan seluruh kawasan dan dunia.”

Benny Gantz, mantan jenderal berhaluan tengah yang bergabung dengan Netanyahu yang konservatif dari oposisi di kabinet perang, mengatakan pernyataan Eliyahu telah merusak “dan, lebih buruk lagi, menambah penderitaan keluarga para sandera di rumah.” [ah]