Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memperbarui tuduhannya pada hari Jumat (8/4) bahwa Amerika Serikat berada di balik mosi tidak percaya parlemen terhadapnya dan mengatakan dia tidak akan mengakui pemerintah oposisi jika dia akhirnya digulingkan.
Khan menyampaikan pernyataan itu dalam pidato larut malam kepada bangsanya sehari sebelum Majelis Nasional, atau majelis rendah parlemen, bersidang untuk mosi tidak percaya yang diluncurkan oposisi yang diperkirakan akan kalah.
Pemimpin Pakistan itu berbicara sehari setelah Mahkamah Agung mengesampingkan langkahnya untuk memblokir pemungutan suara, yang dijadwalkan berlangsung Minggu lalu. Wakil ketua DPR, seorang anggota partai berkuasa Khan, telah memutuskan pemungutan suara itu melanggar hukum karena disponsori oleh “kekuatan asing.”
BACA JUGA: Perdana Menteri Pakistan Minta Presiden Bubarkan ParlemenKhan kemudian membubarkan parlemen dan kabinetnya dan menyerukan pemilu baru dalam 90 hari.
Namun Mahkamah Agung negara itu, yang mengakhiri beberapa hari sidang pada hari Kamis, menyatakan keputusan wakil ketua itu tidak konstitusional dan memulihkan majelis.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika menegaskan pada hari Jumat bahwa tuduhan Khan itu sama sekali tidak benar.
“Kami terus mengikuti perkembangan ini, dan kami menghormati dan mendukung proses konstitusional dan supremasi hukum Pakistan,” kata deputi juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter dalam menanggapi pertanyaan VOA saat berbicara dalam konferensi pers. “Sekali lagi, tuduhan ini sama sekali tidak benar,” tambahnya. [lt/pp]