PM Suga Tegaskan Jepang akan Bebas Karbon pada 2050

Yoshihide Suga usai terpilih sebagai perdana menteri baru Jepang di majelis rendah parlemen di Tokyo, Rabu, 16 September 2020. (Foto: AP)

Perdana Menteri Yoshihide Suga, Senin (26/10), mengatakan Jepang akan mencapai nol emisi karbon pada 2050.

Pidato kebijakan dalam sesi parlemen itu tersebut adalah pidato pertama Suga sejak dia menjabat sebagai perdana menteri pada 16 September, setelah Shinzo Abe mengundurkan diri karena alasan kesehatan.

Suga baru saja kembali dari perjalanannya pada minggu lalu ke Vietnam dan Indonesia, di mana dia mendorong upaya Abe untuk membangun hubungan yang lebih dekat dan mempromosikan visi regional untuk melawan pengaruh China yang semakin menguat.

BACA JUGA: Jepang Lirik Komersialisasi Bahan Bakar Hidrogen pada 2030

Suga bermaksud menjadikan ekonomi berkelanjutan sebagai pilar dari strategi pertumbuhannya dan "berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai masyarakat hijau." Hal ini termasuk mencapai masyarakat bebas karbon pada 2050.

Uni Eropa dan Inggris telah menetapkan target serupa untuk emisi gas rumah kaca, dan China baru-baru ini mengumumkan akan menjadi bebas karbon pada 2060. Jepang sebelumnya menargetkan pengurangan karbon sebesar 80 persen pada 2050.

Suga menggambarkan kebutuhan untuk beralih dari bahan bakar fosil untuk melawan perubahan iklim sebagai peluang, bukan beban.

“Langkah-langkah pemanasan global tidak lagi menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi, tetapi akan mengarah pada reformasi industri dan sosial ekonomi dan pertumbuhan yang besar,” katanya. “Kita perlu mengubah pola pikir kita.”

BACA JUGA: 2030, Mitsui & Co akan Jual Semua Saham di PLTU Batu Bara

Menurut cetak biru energi Jepang yang ditetapkan pada 2018, negara tersebut masih memproyeksikan 22-24 persen energinya berasal dari energi terbarukan, 20-22 persen dari tenaga nuklir, dan 56 persen dari bahan bakar fosil, seperti minyak, batu bara, dan gas.

Kemandirian energi untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada bahan bakar fosil terkendala oleh penutupan sebagian besar pembangkit listrik nuklir (PLTN) Jepang yang berkepanjangan setelah kebocoran pada PLTN Fukushima Dai-Ichi akibat gempa bumi dan tsunami di wilayah timur laut Tohoku pada 2011.

Suga mengatakan dia akan mempercepat penelitian dan pengembangan teknologi utama, seperti baterai surya generasi berikutnya dan daur ulang karbon. Dia juga berjanji untuk mengurangi ketergantungan Jepang pada energi berbahan bakar batu bara dengan mempromosikan konservasi dan memaksimalkan energi terbarukan dan energi nuklir. [ah/au/ft]