PM Turki Nyatakan Dukung Tuntutan Demonstran di Mesir

  • Dorian Jones
    Wita Sholhead

Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan dekat dengan dunia Arab karena sikapnya yang anti-Israel.

PM Erdogan mengatakan pemerintahan Mubarak tidak membangkitkan kepercayaan dan perubahan demokratis yang diinginkan rakyat.

Tuntutan demonstran anti-pemerintah di Mesir bergema ke seluruh Timur Tengah di masjid-masjid, jalan-jalan, dan kantor-kantor pemerintah. Di Turki, para demonstran mengatakan Presiden Mesir Hosni Mubarak harus mundur sekarang juga, dan Perdana Menteri Turki setuju dengan mereka.

“Diktator Mubarak harus pergi!” Itu adalah teriakan ratusan demonstran Turki di depan salah satu masjid besar setelah shalat Jumat. Banyak demonstran menginginkan semangat demonstrasi di Kairo dan Iskandariah merebak ke seluruh Timur Tengah. Mereka membawa poster-poster yang bertuliskan “kemarin Tunisia, hari ini Mesir dan besok Suriah.”

Seorang demonstran mengatakan, “Kami ingin menunjukkan kepada rakyat Mesir bahwa kami mendukung mereka dalam perjalanan menuju ke kebebasan. Kami ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa presiden dan perdana menteri Muslim tidak harus berkuasa secara paksa. Rakyat juga dapat memilih mereka.”

Komunitas keagamaan Turki yang berpengaruh dan bersekutu dekat dengan Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa, ikut berperan besar dalam demonstrasi hari Jumat.

Demonstrasi menentang Mubarak juga berlangsung di Masjid Beyazit, di Istanbul Jumat (4/2). Demonstran Turki membawa poster membalikkan slogan Presiden Obama: "Yes, We Can".

Demonstrasi menentang Mubarak di Turki pecah setelah Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan menampik janji Presiden Mubarak bahwa ia tidak akan ikut pemilihan presiden lagi tahun ini. Erdogan mengatakan, isyarat (dari Mubarak) itu saja tidak cukup.

Rakyat mengharapkan keputusan yang sama sekali lain dari pemimpin Mesir itu, kata Erdogan. Ia menambahkan “pemerintahan yang sekarang ini tidak membangkitkan kepercayaan, sejauh yang menyangkut perubahan demokratis yang diinginkan rakyat.”

Sikap Perdana Menteri Turki mengenai Mesir berbeda dari dukungannya bagi pemimpin Iran yang memadamkan demonstrasi pro-demokrasi setelah pemilihan presiden yang dipersengketakan tahun 2009.

Perdana Menteri Erdogan dekat dengan dunia Arab karena sikapnya yang anti-Israel. Sikap itu sejauh ini membuatnya sebagai pemimpin yang paling populer di mata Arab, dengan tingkat kepopuleran 80 persen, menurut lembaga kajian Turki, Tesev. Erdogan sekarang nampaknya siap mendukung usaha-usaha untuk menggeser salah satu pemimpin yang paling kuat di Timur Tengah.