PM Turki Erdogan Tolak Persenjatai Kurdi untuk Memperebutkan Kobani

Perdana Menteri Turki Erdogan

Turki menyatakan tidak akan mempersenjatai atau menyetujui aliran senjata ke para pejuang Kurdi yang bertempur melawan militan Negara Islam (ISIS) untuk memperebutkan Kobani, kota Suriah di seberang perbatasan Turki.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Minggu menyebut pasukan Kurdi yang terpojok itu “sama “ dengan Partai Pekerja Kurdi (PKK), yang telah melancarkan perlawanan bersenjata selama 30 tahun untuk mendapatkan otonomi di Turki. Turki dan Amerika Serikat menganggap PKK sebagai kelompok teroris.

Erdogan mengatakan sangat keliru jika berharap pemerintah Turki secara terbuka akan menyatakan setuju dengan Amerika, sekutunya di NATO, dalam hal pemberian bantuan seperti itu. Menurutnya, mengharapkan bantuan senjata dari Turki adalah hal yang mustahil.

Ia menyatakan demikian beberapa hari setelah Amerika Kamis menyatakan mengadakan pembicaraan langsung pertama dengan partai politik Kurdi Suriah, Partai Uni Demokrasi Kurdi, yang terkait dengan pejuang Kurdi di Kobani. Seorang jurubicara Departemen Pertahanan Amerika menekankan bahwa pertemuan tersebut tidak mencerminkan koordinasi dalam perjuangan melawan ISIS.

Sabtu malam, Presiden Amerika Barack Obama berbicara melalui telepon dengan Erdogan mengenai situasi di Kobani dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghentikan militan ISIS. Gedung Putih menyatakan Obama menyatakan apresiasinya terhadap Turki karena menampung lebih dari satu juga pengungsi, termasuk ribuan orang dari Kobani.

Pertempuran sengit memperebutkan Kobani berlanjut. Para pejabat Amerika melaporkan bahwa jet-jet koalisi melancarkan delapan serangan udara terhadap target-target ISIS di Suriah, semalam, enam di antaranya di Kobani.

Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, berdasarkan sumber-sumbernya di dalam Suriah, melaporkan bahwa ISIS mengalami banyak korban dari Sabtu hingga Minggu pagi, dengan 31 anggotanya tewas. Tujuh pejuang Kurdi juga tewas.

Pada Minggu pagi berlangsung jeda singkat dalam penembakan militan terhadap kota itu, tetapi koresponden VOA Scott Bobb, yang melaporkan dari wilayah perbatasan Turki, menyatakan bahwa menjelang sore, tembakan mortir dan artileri meningkat. Sebagian mortir mendarat di bagian barat Kobani dan sebagian lainnya di dekat perbatasan dengan Turki.

Sumber-sumber Kurdi mengatakan kepada VOA bahwa situasi di Kobani membaik sedikit, dan menambahkan bahwa mereka telah mampu merebut kembali beberapa desa di sekitarnya.

Militan ISIS telah memerangi pejuang Kurdi selama satu bulan untuk memperebutkan Kobani.