PM Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kembali sikap kerasnya terhadap protes nasional yang dipicu oleh penindasan polisi pekan lalu terhadap demonstrasi yang menentang penghancuran sebuah taman di Istanbul.
ISTANBUL —
Sekembalinya dari lawatannya di Afrika Utara, Perdana Menteri Erdogan disambut Jumat pagi di bandara Ataturk di Istanbul dengan ribuan pendukung AKP, partai pimpinan perdana menteri itu dan meneriakkan "kami akan menghancurkan protes terhadap Anda" dan "Istanbul akan membela pemimpinnya." Ini adalah acara terbesar dukungan publik terhadap perdana menteri sejak protes nasional anti-pemerintah pecah pekan lalu. Ketika berbicara kepada massa, Erdogan berjanji akan memberikan respon tegas.
“Protes-protes ini ilegal dan harus segera diakhiri,” demikian kata PM Erdogan.
Hari Kamis, ia mengatakan ia tidak akan pernah membiarkan minoritas memaksakan pandangannya terhadap mayoritas dan menegaskan kembali bahwa pembongkaran sebuah taman di pusat Istanbul, yang memicu protes, akan terus berlangsung.
Distrik Uskudar di Istanbul sejak lama telah menjadi kubu AKP. Masjid-masjidnya yang indah dan penting di kota itu, adalah bukti kepekaan agama di distrik itu. Perdana menteri yang taat beragama itu adalah tokoh yang populer di sini.
Mehmet, pensiunan teknisi telepon, berbincang dengan seorang teman usai sholat zuhur. Dia telah memilih AKP selama sepuluh tahun terakhir dan mengatakan ia dan negaranya telah berjalan dengan baik di bawah kepemimpinan Erdogan. Tapi Mehmet memiliki keraguan tentang penindasan keras polisi sebelumnya terhadap aktivis lingkungan yang berupaya melindungi sebuah taman Istanbul.
Partai AKP yang berkuasa telah membuat kesalahan mengenai sebuah taman yang akan segera dibongkar, katanya. Mereka seharusnya bisa saja bertanya kepada mereka yang berupaya melindunginya, "Mari berunding, apa yang Anda inginkan? Apa maknanya? Apa yang ingin Anda sampaikan?"
Mehmet menambahkan bahwa tidak ada alasan untuk menyakiti orang dengan semprotan cairan pedas. Bandingkan saja awal peristiwa ini dan apa jadinya sekarang, katanya.
Tidak jauh dari masjid adalah beberapa usaha kecil menengah - yang disebut esnaflar. Para pengusaha kecil termasuk pendukung perdana menteri yang paling setia. Bulent, 28 tahun, yang juga memilih AKP, menjalankan sebuah toko kecil yang menjual koper. Menurutnya protes-protes itu di luar kendali.
Demonstrasi membela pohon-pohon itu berjalan dengan baik selama 2-3 hari, katanya. Tetapi kemudian, provokator datang ke lokasi kejadian. Provokator-provokator ini merugikan demonstrasi. Apa yang dimulai sebagai sesuatu yang baik menjadi buruk, serangan-serangan terhadap polisi dan bentrokan adalah sesuatu yang salah. Tak boleh ada bentrokan. Provokator dari berbagai kelompok politik yang berbeda memperkeruh situasi.
Tapi Bulent menambahkan bahwa perdana menteri bereaksi keras, dan bahwa akan jauh lebih baik jika ia bisa bergabung dengan orang-orang dan berunding dengan mereka.
Namun bagi sebagian pihak, Erdogan tidak mungkin berbuat salah - seperti penjual ikan Ahmet Kalkan, yang berteriak bahwa Erdogan adalah perdana menteri terhebat sejak Ataturk, pendiri Republik Turki. Kalkan tidak merasa bahwa negara atau perdana menteri berada di bawah ancaman dan menertawakan perbandingan antara kerusuhan Turki dengan pergolakan Arab.
Untuk saat ini, dukungan untuk Erdogan tampaknya cukup kuat dalam kubu pemilu AKP. Tetapi orang-orang di sini sepertinya tidak memiliki keprihatinan yang sama bahwa protes-protes itu menjadi ancaman bagi demokrasi. Sebaliknya, banyak yang lebih tertarik melihat perdana menteri mengambil sikap lebih lunak daripada konfrontasi lebih lanjut.
“Protes-protes ini ilegal dan harus segera diakhiri,” demikian kata PM Erdogan.
Hari Kamis, ia mengatakan ia tidak akan pernah membiarkan minoritas memaksakan pandangannya terhadap mayoritas dan menegaskan kembali bahwa pembongkaran sebuah taman di pusat Istanbul, yang memicu protes, akan terus berlangsung.
Distrik Uskudar di Istanbul sejak lama telah menjadi kubu AKP. Masjid-masjidnya yang indah dan penting di kota itu, adalah bukti kepekaan agama di distrik itu. Perdana menteri yang taat beragama itu adalah tokoh yang populer di sini.
Mehmet, pensiunan teknisi telepon, berbincang dengan seorang teman usai sholat zuhur. Dia telah memilih AKP selama sepuluh tahun terakhir dan mengatakan ia dan negaranya telah berjalan dengan baik di bawah kepemimpinan Erdogan. Tapi Mehmet memiliki keraguan tentang penindasan keras polisi sebelumnya terhadap aktivis lingkungan yang berupaya melindungi sebuah taman Istanbul.
Partai AKP yang berkuasa telah membuat kesalahan mengenai sebuah taman yang akan segera dibongkar, katanya. Mereka seharusnya bisa saja bertanya kepada mereka yang berupaya melindunginya, "Mari berunding, apa yang Anda inginkan? Apa maknanya? Apa yang ingin Anda sampaikan?"
Mehmet menambahkan bahwa tidak ada alasan untuk menyakiti orang dengan semprotan cairan pedas. Bandingkan saja awal peristiwa ini dan apa jadinya sekarang, katanya.
Tidak jauh dari masjid adalah beberapa usaha kecil menengah - yang disebut esnaflar. Para pengusaha kecil termasuk pendukung perdana menteri yang paling setia. Bulent, 28 tahun, yang juga memilih AKP, menjalankan sebuah toko kecil yang menjual koper. Menurutnya protes-protes itu di luar kendali.
Demonstrasi membela pohon-pohon itu berjalan dengan baik selama 2-3 hari, katanya. Tetapi kemudian, provokator datang ke lokasi kejadian. Provokator-provokator ini merugikan demonstrasi. Apa yang dimulai sebagai sesuatu yang baik menjadi buruk, serangan-serangan terhadap polisi dan bentrokan adalah sesuatu yang salah. Tak boleh ada bentrokan. Provokator dari berbagai kelompok politik yang berbeda memperkeruh situasi.
Tapi Bulent menambahkan bahwa perdana menteri bereaksi keras, dan bahwa akan jauh lebih baik jika ia bisa bergabung dengan orang-orang dan berunding dengan mereka.
Namun bagi sebagian pihak, Erdogan tidak mungkin berbuat salah - seperti penjual ikan Ahmet Kalkan, yang berteriak bahwa Erdogan adalah perdana menteri terhebat sejak Ataturk, pendiri Republik Turki. Kalkan tidak merasa bahwa negara atau perdana menteri berada di bawah ancaman dan menertawakan perbandingan antara kerusuhan Turki dengan pergolakan Arab.
Untuk saat ini, dukungan untuk Erdogan tampaknya cukup kuat dalam kubu pemilu AKP. Tetapi orang-orang di sini sepertinya tidak memiliki keprihatinan yang sama bahwa protes-protes itu menjadi ancaman bagi demokrasi. Sebaliknya, banyak yang lebih tertarik melihat perdana menteri mengambil sikap lebih lunak daripada konfrontasi lebih lanjut.