Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh pengecamnya munafik karena mengkritik tindakan keras polisi terhadap demonstran anti-pemerintah di Turki.
Berbicara dalam Konferensi Istanbul yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri Eropa hari Jumat (7/6), beberapa jam setelah pulang dari lawatan ke Afrika Utara, PM Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, metode serupa digunakan terhadap demonstran di Amerika, Perancis, Jerman, Yunani, dan semua negara anggota Uni Eropa.
Erdogan menyatakan hal itu menanggapi pernyataan komisaris pemekaran Uni Eropa Stefan Fuele, bahwa penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi tidak sesuai demokrasi.
Demonstrasi terjadi di kota-kota besar Turki dalam seminggu ini dalam menanggapi apa yang dinilai semakin banyak warga Turki sebagai pemerintahan otoriter Erdogan.
Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air terhadap demonstran. Setidaknya dua orang tewas, ribuan luka-luka, dan ribuan lainnya ditangkap.
Awal pekan ini, pemerintah meminta maaf atas penggunaan kekerasan.
Erdogan menyatakan hal itu menanggapi pernyataan komisaris pemekaran Uni Eropa Stefan Fuele, bahwa penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi tidak sesuai demokrasi.
Demonstrasi terjadi di kota-kota besar Turki dalam seminggu ini dalam menanggapi apa yang dinilai semakin banyak warga Turki sebagai pemerintahan otoriter Erdogan.
Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air terhadap demonstran. Setidaknya dua orang tewas, ribuan luka-luka, dan ribuan lainnya ditangkap.
Awal pekan ini, pemerintah meminta maaf atas penggunaan kekerasan.