Kepolisian Daerah Bali siap untuk mengamanakan pelaksanaan final "Miss World 2013" yang menurut rencana akan dilaksanakan di kawasan Nusa Dua Bali, 28 September mendatang.
DENPASAR, BALI —
Kesiapan Polda Bali mengamankan pelaksanaan final "Miss World 2013"
disampaikan oleh Direktur Pengamanan Obyek Vital Polda Bali, Kombes Pol. R Umarfaruq di Denpasar, Selasa siang (17/9).
Umarfaruq mengungkapkan pengamanan pelaksanaan final Miss World tidak saja dilakukan di kawasan Nusa Dua tetapi juga di pintu-pintu masuk Bali, seperti Pelabuhan Padang Bay dan Gilimanuk. Pengamanan final Miss World juga mendapat dukungan dari Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Polda Jawa Timur, dalam upaya mencegah masuknya ormas radikal ke Bali yang bertujuan mengganggu final kontes ratu sejagad tersebut.
Menurut Umarfaruq, keberhasilan pengamanan final Miss World nantinya akan menjadi tolak ukur bagi Polri dalam pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) tanggal 1-8 Oktober mendatang.
"Justru itu, kuncinya apa? Kalau sudah dapat ijin penyelenggaraan Miss World, polisi dengan segala upaya termasuk bersama-sama aparat keamanan yang lain untuk memuluskan, melancarkan kegiatan itu," jelas Kombes Pol. R Umarfaruq. "Untuk personil kayaknya tidak terhitung, karena disamping aparat keamanan sendiri, masyarakat juga berperan serta," tambahnya.
Sebelumnya Koordinator Forum Bali Dwipa Ida Bagus Angga Purana Pidada berharap Polda Bali melakukan antisipasi terhadap ancaman-ancaman yang berasal dari ormas radikal yang berencana menggagalkan Miss World di Bali. Apalagi ancaman dari ormas-ormas tersebut telah menyebabkan keresahan di masyarakat.
"Nanti kita takut satu, ada gerakan-gerakan anarkis yang membatalkan pertemuan-pertemuan internasional penting yang ada di Bali. Dengan jumlah 7.000, itu tentu sangat meresahkan kita, kalau memang itu benar terjadi seperti itu,” kata Ida Bagus Angga Purana Pidada.
Kepala Dinas Pariwisata Denpasar I Putu Budiasa, M.Si mengatakan pelaksanaan final Miss World di Bali tidak saja membawa dampak positif bagi citra pariwisata Bali, tetapi juga akan berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan. “Peningkatan kedatangan orang ke Bali, yang jelas kalau untuk tujuan mengetahui itu (Miss World), dia termasuk golongan wisatawan, walaupun domestik dan lain sebagainya. Peningkatan frekuensi penerbangan dan tingkat hunian yang tinggi itu indikator(nya)," kata I Putu Budiasa, M.Si.
Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyatakan pelaksanaan final Miss World di Bali merupakan keuntungan bagi Bali, terutama untuk lebih memperkenalkan Bali ke negara-negara di dunia. Oka Sukawati juga mengaku yakin jika kontes Miss World tidak akan berdampak negatif bagi budaya Bali.
disampaikan oleh Direktur Pengamanan Obyek Vital Polda Bali, Kombes Pol. R Umarfaruq di Denpasar, Selasa siang (17/9).
Umarfaruq mengungkapkan pengamanan pelaksanaan final Miss World tidak saja dilakukan di kawasan Nusa Dua tetapi juga di pintu-pintu masuk Bali, seperti Pelabuhan Padang Bay dan Gilimanuk. Pengamanan final Miss World juga mendapat dukungan dari Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Polda Jawa Timur, dalam upaya mencegah masuknya ormas radikal ke Bali yang bertujuan mengganggu final kontes ratu sejagad tersebut.
Menurut Umarfaruq, keberhasilan pengamanan final Miss World nantinya akan menjadi tolak ukur bagi Polri dalam pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) tanggal 1-8 Oktober mendatang.
"Justru itu, kuncinya apa? Kalau sudah dapat ijin penyelenggaraan Miss World, polisi dengan segala upaya termasuk bersama-sama aparat keamanan yang lain untuk memuluskan, melancarkan kegiatan itu," jelas Kombes Pol. R Umarfaruq. "Untuk personil kayaknya tidak terhitung, karena disamping aparat keamanan sendiri, masyarakat juga berperan serta," tambahnya.
Sebelumnya Koordinator Forum Bali Dwipa Ida Bagus Angga Purana Pidada berharap Polda Bali melakukan antisipasi terhadap ancaman-ancaman yang berasal dari ormas radikal yang berencana menggagalkan Miss World di Bali. Apalagi ancaman dari ormas-ormas tersebut telah menyebabkan keresahan di masyarakat.
"Nanti kita takut satu, ada gerakan-gerakan anarkis yang membatalkan pertemuan-pertemuan internasional penting yang ada di Bali. Dengan jumlah 7.000, itu tentu sangat meresahkan kita, kalau memang itu benar terjadi seperti itu,” kata Ida Bagus Angga Purana Pidada.
Kepala Dinas Pariwisata Denpasar I Putu Budiasa, M.Si mengatakan pelaksanaan final Miss World di Bali tidak saja membawa dampak positif bagi citra pariwisata Bali, tetapi juga akan berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan. “Peningkatan kedatangan orang ke Bali, yang jelas kalau untuk tujuan mengetahui itu (Miss World), dia termasuk golongan wisatawan, walaupun domestik dan lain sebagainya. Peningkatan frekuensi penerbangan dan tingkat hunian yang tinggi itu indikator(nya)," kata I Putu Budiasa, M.Si.
Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyatakan pelaksanaan final Miss World di Bali merupakan keuntungan bagi Bali, terutama untuk lebih memperkenalkan Bali ke negara-negara di dunia. Oka Sukawati juga mengaku yakin jika kontes Miss World tidak akan berdampak negatif bagi budaya Bali.