Kepolisian Daerah Jawa Timur mewaspadai aksi terorisme yang dilakukan jaringan teroris Poso di Jawa Timur menyusul penyergapan teroris di Tulungagung.
SURABAYA —
Pasukan Detasemen Khusus (Densus 88) Antiteror menangkap dua orang terduga teroris di Tulungagung, Jawa Timur, Senin pagi (22/7), sementara dua terduga lainnya ditembak mati setelah berusaha melakukan perlawanan.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono mengatakan, penyergapan pelaku teroris menewaskan 2 orang pelaku, dengan barang bukti senjata api dan bom aktif.
“Jadi tadi pagi jam 8.45, itu di Jl. Pahlawan, di perempatan di Tulungagung, yaitu dilakukan penindakan, diduga yaitu pelaku teroris, ada empat orang. Karena pada waktu dilakukan penyergapan dia mengeluarkan senjata api dan melakukan perlawanan, dan juga ditemukan ransel yanga da isinya bom, maka yang dua dilumpuhkan, meninggal, atas nama yaitu Dayat, yang satu Rijal,” ujarnya.
Keberadaan teroris yang diduga merupakan jaringan Poso, Sulawesi Tengah, diindikasikan akan melakukan aksi terorisme di wilayah Jawa Timur, ujar Unggung. Menurutnya, beberapa kota di Jawa Timur sudah menjadi incaran teroris, termasuk Surabaya.
Kepolisian, kata Unggung akan terus mengintensifkan pengamanan dan pengawasan, di beberapa wilayah yang diindikasi menjadi tempat persinggahan teroris. Unggung berharap aksi terorisme tidak terjadi di Jawa Timur, dengan mengetatkan pengamanan bersama warga masyarakat.
“Ya, karena dia sudah tiga bulan disini (Jawa Timur), dan alhamdulillah untuk deteksi dini, cegah dini yang kita lakukan, termasuk setiap malam Polda Jatim melakukan razia, termasuk kita kedepankan Babinkamtibmas, kita bekerjasama dengan Babinsa, dengan Lurah, ya itu yang kita aktifkan,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono mengatakan, penyergapan pelaku teroris menewaskan 2 orang pelaku, dengan barang bukti senjata api dan bom aktif.
“Jadi tadi pagi jam 8.45, itu di Jl. Pahlawan, di perempatan di Tulungagung, yaitu dilakukan penindakan, diduga yaitu pelaku teroris, ada empat orang. Karena pada waktu dilakukan penyergapan dia mengeluarkan senjata api dan melakukan perlawanan, dan juga ditemukan ransel yanga da isinya bom, maka yang dua dilumpuhkan, meninggal, atas nama yaitu Dayat, yang satu Rijal,” ujarnya.
Keberadaan teroris yang diduga merupakan jaringan Poso, Sulawesi Tengah, diindikasikan akan melakukan aksi terorisme di wilayah Jawa Timur, ujar Unggung. Menurutnya, beberapa kota di Jawa Timur sudah menjadi incaran teroris, termasuk Surabaya.
Kepolisian, kata Unggung akan terus mengintensifkan pengamanan dan pengawasan, di beberapa wilayah yang diindikasi menjadi tempat persinggahan teroris. Unggung berharap aksi terorisme tidak terjadi di Jawa Timur, dengan mengetatkan pengamanan bersama warga masyarakat.
“Ya, karena dia sudah tiga bulan disini (Jawa Timur), dan alhamdulillah untuk deteksi dini, cegah dini yang kita lakukan, termasuk setiap malam Polda Jatim melakukan razia, termasuk kita kedepankan Babinkamtibmas, kita bekerjasama dengan Babinsa, dengan Lurah, ya itu yang kita aktifkan,” ujarnya.