Polisi Antiteror Indonesia Tewaskan Militan, Tangkap 3 Lainnya

Juru bicara POLRI, Boy Rafli Amar (Foto: dok).

Tim polisi antiteror Indonesia menembak mati seorang tersangka militan Islamis dan melukai seorang lainnya, Kamis (23/3), sewaktu mereka berusaha melarikan diri dari penyergapan polisi. Dua lainnya ditangkap, kata polisi.

Polisi menyatakan keempat orang itu diduga anggota Jemaah Anshorut Daulah, jaringan beranggotakan sekitar dua lusin kelompok ekstremis Indonesia yang dibentuk pada tahun 2015 dan bersumpah setia kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Kelompok itu dikaitkan dengan sejumlah rencana serangan di Indonesia, termasuk serangan Januari 2016 di ibukota Jakarta yang menewaskan delapan orang.

Juru bicara POLRI Rikwanto mengatakan penembakan itu terjadi di provinsi Banten, sewaktu satu tim antiteror menyergap keempat tersangka militan yang sedang berkendara dengan dua mobil.

Rikwanto mengatakan mobil-mobil polisi berusaha mencegat militan sewaktu mereka memasuki sebuah kawasan di kota Cilegon. Dua orang menyerah. Tetapi dua lainnya menabrakkan mobil mereka ke mobil polisi sementara salah seorang di antaranya menodongkan senjata. Polisi menanggapinya dengan melepaskan tembakan sehingga menewaskan seorang tersangka militan yang diidentifikasi sebagai Nanang Kosim dan melukai tangan seorang lainnya.

Indonesia telah melancarkan penindakan kerasterhadap militan sejak 2002, sewaktu serangan bom di pulau Bali oleh kelompok radikal yang berafiliasi dengan al-Qaida menewaskan 202 orang.

Ancaman baru telah muncul dalam beberapa tahun belakangan ini dari kelompok-kelompok simpatisan ISIS.

Rikwanto mengatakan keempat orang itu banyak terlibat aktivitas militan. Ia mengatakan Kosim memberi pelatihan tentang senjata dan membantu menyembunyikan militan yang terlibat dalam berbagai serangan, termasuk serangan bom bunuh diri dan penembakan di Jakarta.

Boy Rafli Amar, juga juru bicara POLRI, mengatakan kepada TVOne bahwa keempat orang itu dalam pengawasan ketat selama dua bulan belakangan.[uh/ab]